Posted by : Anonim Minggu, 25 September 2011


Sajak Perak Untuk Janitra

Ku duduk tersipu dalam naungan awan.
Menatap hampa pada sang raja yang memamerkan nur dalam singgahsana sutra nya.
Merangkul angin dalam naungan senja.
Sendiri abadi dalam belenggu aurora kegelapan.

Dalam kelam ku, kau datang, buat pancaran mata ku terburai dari kegelapan.
Menyapa pada cahaya putih fatamorgana cinta.
Kau sirami padang bunga tandus ku dengan paras ayu mu.
Lenyapkan debu karat pekat ku dengan suara hati mu.

Ku pasrahkan ia merangkulku dengan sayap suci nya.
Terdiam walau pedang yang terselip dalam sayap itu merobek raga ku.
Ku percaya semua yang ia ucapkan walau ucapan nya hancur kan angan ku.
Jalan kelok nan rumit.

Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup.
Engkaulah tetes embun pertama yang menyesatkan dahagaku dalam Cinta tak bermuara.
Engkaulah matahari Firdaus ku yang menyinari kata pertama di cakrawala aksara.
Kau hadir dengan ketiadaan.
Sederhana dalam ketidak mengertian.
Gerakmu tiada pasti, Namun aku terus di sini.
Mencintaimu.

Dan hatiku akan menjadi tempat tinggal keanggunanmu,
serta dada ku akan menjadi kubur lagi penderitaanmu.
Aku akan selalu mencintaimu.
sebagai mana padang rumput yang luas mencintai
musim bunga.

Dan kini ku hunus kan, senandung sajak perak atas nama cinta ku pada mu

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Rodeon-File Translator

Popular Post

Labels

Followers

Blog Archive

- Copyright © 2013 Rodeon's-Files -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -