- Back to Home »
- DarkSide »
- Di Bawah Cahaya Bulan
Posted by : Unknown
Sabtu, 19 Januari 2013
Pada zaman dahulu kala, sebuah desa kecil bernama Eureillia tumbuh besar di tempat terpencil di sudut bumi, kota kecil yang di kelilingi lautan dan perbukitan yang saling sambung menyambung, menjadikan sebuah tempat yang aman dari sentuhan luar.
Para orang tua di Eureillia tidak pernah membiarkan anak-anak mereka mendekati puncak bukit, bahkan mereka tidak akan membiarkan satupun dari anak mereka untuk menyentuhkan kakinya di luar kota sebelum mereka genap 17 tahun "Di sana ada penyihir jahat yang gemar sekali memakan anak-anak" ujar siapapun yang melihat anak-anak bermain terlalu jauh dari pinggir desa.
Mitos itu telah menjadi kental di desa Eureillia selama bertahun-tahun, tidak ada yang tau apa asal dan kapan mitos itu mulai terpatri di dalam fikiran setiap penduduk desa Eureillia, bahkan telah bertahun-tahun lamanya meraka tidak pernah menemukan tanda-tanda ada manusia atau mahluk pintar lainnya yang tinggal di perbukitan sekitar.
Suatu ketika seluruh desa di buat kalang kabut tidak karuan, tidak pernah terbayangkan bahwa ada sekelompok anak yang nekat melihat sekitar perbukitan.
Sudah lebih dari tiga hari Chierry dan Mavis menghilang dari kota, kedua bocah kaka beradiak itu telah lama tinggal sendiri setelah kedua orang tuanya tewas entah kenapa, mereka seperti di paksa mengeluarkan seluruh darah dari dalam tubuhnya.
Malam semakin larut, cahaya bulan purnama terang menjadi pembantu yang sangat membantu di saat obor-obor api yang sebelumnya menyala-nyala redup mati tertiup kuatnya hembusan angin malam yang sangat kuat.
Walau sudah mencari kesana kemari namun Chierry maupun Mavis tidak kunjung di temukan "Hanya satu tempat yang belum kita periksa!" ujar salah satu pemuda desa
"Kita harus mencari mereka di hutan yang berada di sebelah sana" menyambungkan
"Tidak, kita tidak harus" sergah seorang lainnya
"Apa yang kau katakan? kita harus menemukan meraka! mereka berdua adalah anak dari desa kita! tanggung jawab milik kita"
"Tapi hutan itu, tidak ada satupun yang pernah keluar dari sana"
"Memang benar, itu karna tidak ada yang pernah memasukinya"
"Karna itulah kita tidak perlu kesana"
"Tidak! kita harus memeriksanya", perdebantan panjang terjadi orang-orang desa terbagi menjadi dua pihak, antara pihak yang ingin memasuki hutan dan pihak yang tidak ingin memasuki hutan
"Jika kalian tidak ingin terus maka pulanglah, biar kami yang mencari Chierry dan Mavis" kemudian merekapun memecah arah, perasaan tidak enak menerpa mereka yang meninggalkan rombongan dan memutuskan untuk kembali ke desa
Setibanya mereka di desa yang terjadi tidak terlihat wajar, walau sudah sangat larut namun lampu-lampu rumah belum ada yang menyala, padahal saat itu belum waktunya unt
uk tidur, mereka yakin bahwa masih ada yang tinggal di desa saat mereka mencari dua bocah yang mengilang itu.
kemudian langkah kaki kecil terdengar tampak mendekati rombongan, perlahan cahaya bulan mulai menyinari arah datangnya suara, kemudian terlihatlah dua orang manusia, seorang lelaki dan seorang lagi wanita, keduanya terlihat sangat muda, kaki-kaki kecil mereka berjalan di jalanan batu tanpa alas kaki, setiap mereka melangkah sebuah bercak gelap tertinggal.
Cahaya bulan telah sepenuhnya menampakan kedua wujud muda itu, rombongan itu tersengat rasa kaget dan ngeri yang besar, menghentikan waktu mereka.
"Sebegitu takutkah kalian pada penyihir?"
-End
Para orang tua di Eureillia tidak pernah membiarkan anak-anak mereka mendekati puncak bukit, bahkan mereka tidak akan membiarkan satupun dari anak mereka untuk menyentuhkan kakinya di luar kota sebelum mereka genap 17 tahun "Di sana ada penyihir jahat yang gemar sekali memakan anak-anak" ujar siapapun yang melihat anak-anak bermain terlalu jauh dari pinggir desa.
Mitos itu telah menjadi kental di desa Eureillia selama bertahun-tahun, tidak ada yang tau apa asal dan kapan mitos itu mulai terpatri di dalam fikiran setiap penduduk desa Eureillia, bahkan telah bertahun-tahun lamanya meraka tidak pernah menemukan tanda-tanda ada manusia atau mahluk pintar lainnya yang tinggal di perbukitan sekitar.
Suatu ketika seluruh desa di buat kalang kabut tidak karuan, tidak pernah terbayangkan bahwa ada sekelompok anak yang nekat melihat sekitar perbukitan.
Sudah lebih dari tiga hari Chierry dan Mavis menghilang dari kota, kedua bocah kaka beradiak itu telah lama tinggal sendiri setelah kedua orang tuanya tewas entah kenapa, mereka seperti di paksa mengeluarkan seluruh darah dari dalam tubuhnya.
Malam semakin larut, cahaya bulan purnama terang menjadi pembantu yang sangat membantu di saat obor-obor api yang sebelumnya menyala-nyala redup mati tertiup kuatnya hembusan angin malam yang sangat kuat.
Walau sudah mencari kesana kemari namun Chierry maupun Mavis tidak kunjung di temukan "Hanya satu tempat yang belum kita periksa!" ujar salah satu pemuda desa
"Kita harus mencari mereka di hutan yang berada di sebelah sana" menyambungkan
"Tidak, kita tidak harus" sergah seorang lainnya
"Apa yang kau katakan? kita harus menemukan meraka! mereka berdua adalah anak dari desa kita! tanggung jawab milik kita"
"Tapi hutan itu, tidak ada satupun yang pernah keluar dari sana"
"Memang benar, itu karna tidak ada yang pernah memasukinya"
"Karna itulah kita tidak perlu kesana"
"Tidak! kita harus memeriksanya", perdebantan panjang terjadi orang-orang desa terbagi menjadi dua pihak, antara pihak yang ingin memasuki hutan dan pihak yang tidak ingin memasuki hutan
"Jika kalian tidak ingin terus maka pulanglah, biar kami yang mencari Chierry dan Mavis" kemudian merekapun memecah arah, perasaan tidak enak menerpa mereka yang meninggalkan rombongan dan memutuskan untuk kembali ke desa
Setibanya mereka di desa yang terjadi tidak terlihat wajar, walau sudah sangat larut namun lampu-lampu rumah belum ada yang menyala, padahal saat itu belum waktunya unt
uk tidur, mereka yakin bahwa masih ada yang tinggal di desa saat mereka mencari dua bocah yang mengilang itu.
kemudian langkah kaki kecil terdengar tampak mendekati rombongan, perlahan cahaya bulan mulai menyinari arah datangnya suara, kemudian terlihatlah dua orang manusia, seorang lelaki dan seorang lagi wanita, keduanya terlihat sangat muda, kaki-kaki kecil mereka berjalan di jalanan batu tanpa alas kaki, setiap mereka melangkah sebuah bercak gelap tertinggal.
Cahaya bulan telah sepenuhnya menampakan kedua wujud muda itu, rombongan itu tersengat rasa kaget dan ngeri yang besar, menghentikan waktu mereka.
"Sebegitu takutkah kalian pada penyihir?"
-End