- Back to Home »
- Wonderland »
- Seraphine : Tanah para pemusik (Part 1)
Posted by : Anonim
Selasa, 03 April 2012
Di seubah benua dikatakana ada sebuah tanah yang tak pernah dapat tertembus apapun, tanah itu sangat terjaga, pernah suatu ketika seorang pengelana yang terkenal akan kemampuan nya menjelajah berjalan menelurusi sebuah tempat yang di sebut hutan "Kunang-kunang", sebuah hutan yang di katakan sebagai gerbang atau jalan mulu untuk bertemu para "Serarin" pemusik penghuni tanah "Seraphine"
Suara musik terdengar indah pagi itu, bukan hal yang asing di tanah Seraphine, semua penghuni desa itu adalah ahli dalam seni keindahan terutama Musik, mereka bermusik dengan asli dan indah.
Dari sini lain, segerombolan wanita mengayun kan melody-melody dari gesekan-gesekan biola, mereka mengenakan pakaian gaun cantik berwarna hitam berbaur dengan warna putih, di iringi peniup flut dengan seragam mereka bermain bagaikan orkesra besar yang sangat megah, lalu muncul beberapa pemegang alat lain, baik laki-laki maupun perempuan mereka bermelody indah, walau pagi baru saja mengetuk mereka.
Ya itu adalah sambutan untuk "Ra" dari mereka, para Serarin, sebuah ritual pagi yang penuh keindahan
Keindahan bukan selalu menjadi hal yang akan terus mereka jaga, di luar sana banyak pihak yang mendengar rumor menarik tentang mereka para Serarin di antara nya bahkan ada yang hampir mencapai tanah itu, namun dengan musik juga mereka menyihir para pendatang agar tak pernah menemukan mereka
Mereka begitu takut dengan dunia luar, ribuan tahun tidak berinteraksi dengan dunia luar membuat mereka benar-benar takut ada yang mencemari tanah suci mereka
Sampai tiba nya hari dimana musik tak mampu lagi menyesatkan para penjelajah.
"Pagi Nina, seperti nya pagi ini tidak seperti biasa nya" suara gadis cantik bernama Lieara mengejutkan lamunan Nina
"Ah kau Lieara. ya seperti nya begitu "Ra" tidak bahagia pagi ini" Balas gadis bernama Nina, mereka adalah salah satu dari Sesarin pemusik
"Jika terus begini mungkin akan ada yang terjadi pada hutan Kunang-kunang"
"Aku harap tidak akan ada yang terjadi, kau dengar soal manusia? di luar sana, di luar sana ada mahluk bernama manusia yang kabar nya mereka adalah mahluk yang rela membunuh ibu nya hanya untuk mendapat segelas air" terang Nina pada Lieara
"Begitu kah? itu buruk sekali" Lieara terlihat cukup khawatir, sudah beberapa hari ini musik yang merka mainkan tidak semerdu biasa nya, itu bukan suatu yang indah untuk para Serarin, karna itu adalah salah satu pertanda yang buruk untuk mereka, saat para Sesarin tak lagi memaikan musik itulah akhir dari mereka
"Semoga" jawab Nina
"hutan kunang-kunang adalah satu-satu nya pemisah kita dari dunia, tanpa nya mungkin kita sudah menjadi hidangan penutup untuk manusia" Lelaki bernama Noa ikut bergabung dengan dua gadis yang sedang terlihat khawatir
"Noa, kau membuat ku semakin khwatir" jerit Lieara "kau tau aku tidak bisa tidur nyenyak beberapa hari ini karna khawatir" tamnah nya lagi
"Haha, siapa yang tau, dari kita semua siapa yang sudah bertemu dengan manusia selain tuan Loa?, sejujur nya aku tidak terlalu mempercayai soal manusia yang ia katakan.. dan jujur saja aku ingin bertemu denga mereka. kalau saja hutan kunang-kunang tak membuat ku selalu kembali ke sini" dengan raut kesal Noa berujar
"Bicara apa kau? ini untuk kalian" seseorang datang dan memberikan buah-buahan segar pada mereka bertiga
"Ah tuan Loa" Nina terkejut dan kemudian memberikan sebuah hormat pada orang itu
"Tuan Loa" Lieara ikut memberi salam
Loa, adalah seroang tetua di desa itu, siapapun yang mengenalnya akan menundukan kepala di hadapan nya, dia adalah satu-satu nya orang yang dapat keluar dari hutan kunang-kunang dan bertemu dengan manusia
"Noa, aku mengerti kau adalah seorang sesarin yang penuh rasa ingin tau, kau benar dengan apa yang ada di kepala mu tentang tidak semua manusia itu kejam seperti yang selalu ku ceritakan, tapi menusia yang seperti itu akan sulit di temukan" Dengan bijak seorang bernama Loa itu bicara
"Lihat setidak nya aku benar akan satu hal.. haha" ujar Noa kegirangan
"Hehehehe benar juga, bahkan kau tidak mengatakan itu tadi" Sindir Lieara
"Desa kita ini adalah desa suci para dewa, kita tidak bisa membiarkan apapun merusak nya" Loa kembali berbicara
"Benar tuan, tapi hutan kunang-kunang terasa aneh, musik yang kami lantunkan seakan tidak bisa mencapai nya" Ujar Nina resah
"Kalian tau, jika manusia menemukand desa indah kita akan menjadi balok balok sebuah bangunan yang akan di huni manusia, semua alam kita akan rusak, tidak akan ada lagi air bening yang terasa dingin di sini, tidak akan adalagi musik untuk kita nikmati, tidak akan ada lagi wangi bunga di desa kita hanya bau busuk yang akan tercium, kedamaian akan lenyap dan kita para Serarin hanya akan menjadi budak para manusia"
"Seburuk itu kah tuan Loa?" Tanya Noa, kali ini ia mulai khawatir
"Mungkin akan lebih buruk lagi, walau manusia itu pintar dan hebat namun rasa serakahnya tidak pernah ada habis nya, mereka selalu mencari apapun yang akan membuat mereka senang"
"Tuan Loa, apa kau mendengar sesuatu yang asing?" Tanya Lieara
"Ini suara yang asing" ujanr Nina
"Aku baru saja mengatakan nya tadi" Loa menjawab dingin, asap hitam mengepul di tangin desa itu, hutan kunang-kunang hancur, dan benda-benda besar yang terbuat dari besi pun bermunculan, lalu di susul dengan segerombolan manusia
"Benar, desa ini sangat indah.. mari kita buat lebih indah dari ini dan hasilkan uang... HAHAHAHA" manusia itu terbahak puas, bertahun tahun tidak ada yang dapat menyentuk Seraphine, tapi sekarang bahkan hutan kunang-kunang pun telah hancur.
"Tidak mungkin" Lieara histeris. apakah ini akhir dari para Serarin?
-To be continue
Suara musik terdengar indah pagi itu, bukan hal yang asing di tanah Seraphine, semua penghuni desa itu adalah ahli dalam seni keindahan terutama Musik, mereka bermusik dengan asli dan indah.
Dari sini lain, segerombolan wanita mengayun kan melody-melody dari gesekan-gesekan biola, mereka mengenakan pakaian gaun cantik berwarna hitam berbaur dengan warna putih, di iringi peniup flut dengan seragam mereka bermain bagaikan orkesra besar yang sangat megah, lalu muncul beberapa pemegang alat lain, baik laki-laki maupun perempuan mereka bermelody indah, walau pagi baru saja mengetuk mereka.
Ya itu adalah sambutan untuk "Ra" dari mereka, para Serarin, sebuah ritual pagi yang penuh keindahan
Keindahan bukan selalu menjadi hal yang akan terus mereka jaga, di luar sana banyak pihak yang mendengar rumor menarik tentang mereka para Serarin di antara nya bahkan ada yang hampir mencapai tanah itu, namun dengan musik juga mereka menyihir para pendatang agar tak pernah menemukan mereka
Mereka begitu takut dengan dunia luar, ribuan tahun tidak berinteraksi dengan dunia luar membuat mereka benar-benar takut ada yang mencemari tanah suci mereka
Sampai tiba nya hari dimana musik tak mampu lagi menyesatkan para penjelajah.
"Pagi Nina, seperti nya pagi ini tidak seperti biasa nya" suara gadis cantik bernama Lieara mengejutkan lamunan Nina
"Ah kau Lieara. ya seperti nya begitu "Ra" tidak bahagia pagi ini" Balas gadis bernama Nina, mereka adalah salah satu dari Sesarin pemusik
"Jika terus begini mungkin akan ada yang terjadi pada hutan Kunang-kunang"
"Aku harap tidak akan ada yang terjadi, kau dengar soal manusia? di luar sana, di luar sana ada mahluk bernama manusia yang kabar nya mereka adalah mahluk yang rela membunuh ibu nya hanya untuk mendapat segelas air" terang Nina pada Lieara
"Begitu kah? itu buruk sekali" Lieara terlihat cukup khawatir, sudah beberapa hari ini musik yang merka mainkan tidak semerdu biasa nya, itu bukan suatu yang indah untuk para Serarin, karna itu adalah salah satu pertanda yang buruk untuk mereka, saat para Sesarin tak lagi memaikan musik itulah akhir dari mereka
"Semoga" jawab Nina
"hutan kunang-kunang adalah satu-satu nya pemisah kita dari dunia, tanpa nya mungkin kita sudah menjadi hidangan penutup untuk manusia" Lelaki bernama Noa ikut bergabung dengan dua gadis yang sedang terlihat khawatir
"Noa, kau membuat ku semakin khwatir" jerit Lieara "kau tau aku tidak bisa tidur nyenyak beberapa hari ini karna khawatir" tamnah nya lagi
"Haha, siapa yang tau, dari kita semua siapa yang sudah bertemu dengan manusia selain tuan Loa?, sejujur nya aku tidak terlalu mempercayai soal manusia yang ia katakan.. dan jujur saja aku ingin bertemu denga mereka. kalau saja hutan kunang-kunang tak membuat ku selalu kembali ke sini" dengan raut kesal Noa berujar
"Bicara apa kau? ini untuk kalian" seseorang datang dan memberikan buah-buahan segar pada mereka bertiga
"Ah tuan Loa" Nina terkejut dan kemudian memberikan sebuah hormat pada orang itu
"Tuan Loa" Lieara ikut memberi salam
Loa, adalah seroang tetua di desa itu, siapapun yang mengenalnya akan menundukan kepala di hadapan nya, dia adalah satu-satu nya orang yang dapat keluar dari hutan kunang-kunang dan bertemu dengan manusia
"Noa, aku mengerti kau adalah seorang sesarin yang penuh rasa ingin tau, kau benar dengan apa yang ada di kepala mu tentang tidak semua manusia itu kejam seperti yang selalu ku ceritakan, tapi menusia yang seperti itu akan sulit di temukan" Dengan bijak seorang bernama Loa itu bicara
"Lihat setidak nya aku benar akan satu hal.. haha" ujar Noa kegirangan
"Hehehehe benar juga, bahkan kau tidak mengatakan itu tadi" Sindir Lieara
"Desa kita ini adalah desa suci para dewa, kita tidak bisa membiarkan apapun merusak nya" Loa kembali berbicara
"Benar tuan, tapi hutan kunang-kunang terasa aneh, musik yang kami lantunkan seakan tidak bisa mencapai nya" Ujar Nina resah
"Kalian tau, jika manusia menemukand desa indah kita akan menjadi balok balok sebuah bangunan yang akan di huni manusia, semua alam kita akan rusak, tidak akan ada lagi air bening yang terasa dingin di sini, tidak akan adalagi musik untuk kita nikmati, tidak akan ada lagi wangi bunga di desa kita hanya bau busuk yang akan tercium, kedamaian akan lenyap dan kita para Serarin hanya akan menjadi budak para manusia"
"Seburuk itu kah tuan Loa?" Tanya Noa, kali ini ia mulai khawatir
"Mungkin akan lebih buruk lagi, walau manusia itu pintar dan hebat namun rasa serakahnya tidak pernah ada habis nya, mereka selalu mencari apapun yang akan membuat mereka senang"
"Tuan Loa, apa kau mendengar sesuatu yang asing?" Tanya Lieara
"Ini suara yang asing" ujanr Nina
"Aku baru saja mengatakan nya tadi" Loa menjawab dingin, asap hitam mengepul di tangin desa itu, hutan kunang-kunang hancur, dan benda-benda besar yang terbuat dari besi pun bermunculan, lalu di susul dengan segerombolan manusia
"Benar, desa ini sangat indah.. mari kita buat lebih indah dari ini dan hasilkan uang... HAHAHAHA" manusia itu terbahak puas, bertahun tahun tidak ada yang dapat menyentuk Seraphine, tapi sekarang bahkan hutan kunang-kunang pun telah hancur.
"Tidak mungkin" Lieara histeris. apakah ini akhir dari para Serarin?
-To be continue
serarin itu elf atau manusia?
BalasHapusRas manusia yang memisahkan diri, itu sejarah nya... bisa di tunggu di part berikut nya
BalasHapusapa alasan serarin memisahkan diri?
BalasHapuscielah gw ngebaca baru awal , udahan massa
BalasHapusKesini aja mas bro http://rodeon-file.blogspot.com/2012/04/seraphine-tanah-para-pemusik-part-2.html
BalasHapus