Posted by : Anonim Rabu, 25 Juli 2012

Menara Harapan

Menara menara tinggi menjulang menusuk langit
Entah apa yang akan yang memaku di mata
Langit biru bersama air mata yang meleleh dari selaput iris
Menyesakan nafas yang tersenggal jengkal

Kita kan daki menara tak berujung itu
Bersama dengan kasih yang merangkul setiap rusuk di lengan
Membawa senyuman yang hanya yang milik
Senyuma hambar yang menenangkan

Kita hanya menatap yang di atas tak menuntut yang di bawah
Terlalu egois dengan tujuan sampai bunga bunga itu mulai layu
Bunga mimpi kita tlah merangkak rapuh
Bunga yang mengikat kita

Saat dengan tanggalan pertama bunga itu kau mulai merenggang
Dengan tanggalan kedua kau menghilang
Juga dengan tanggalan ketiga nama mu pudar dari alam pribadi ku
Saat tanggalan terakhir jasad ku tlah tak memiliki jiwa

Jasad itu beku berwarna biru kaku
Kau menghilang dan luapakan mimpi rajutan kita
Menara tinggi itu runtuh bersamaan dengan tubuh ku yang membusuk
Menara harapan kita

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Rodeon-File Translator

Popular Post

Labels

Followers

Blog Archive

- Copyright © 2013 Rodeon's-Files -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -