- Back to Home »
- BrainImaginary , Dreamline »
- Bukit Esper (Part 1)
Posted by : Anonim
Kamis, 16 Agustus 2012
"Gelap"
"Dingin"
"Berat.. sesak sekali. Bahkan aku tak dapat bergerak sedikit pun"
"Dimana aku??"
"Ah aku ingat.. kami sedang dalam sebuah misi berburu monster sampai seseorang melongsorkan salju
kearah kami"
"Aku ingat, semua teman-teman ku berhasil kuselamatkan.. tapi seperti nya aku terjebak disini"
Firasat mengganggu memenehi setiap sudut dari kepala ku, tapi tidak merubah apapun, aku benar-benar terjebak, di bawah tumpukan longsoran salju tanpa dapat menggerakan satupun dari bagian tubuh ku, sungguh hal yang tidak masuk akal. entah sudah berapa lama aku terkubur salju dan aku masih tetap hidup.
untuk saat-saat seperti ini aku tidak dapat berbuat banyak, mungkin hanya kepala ku saja yang terus menerus melakukan sesuatu. ya, itu hanyalah fikiran fikiran aneh ku, aku tidak akan bisa keluar dari sini, mungkin aku akan mati sebentar lagi.. ya itu lebih baik.. Aku Ignis.. Ignis Longinus.. Aku seorang Esper dari suku Vermelion Dragus. Suku ku di kenal dengan sebutan penakluk monster, aku salah satu yang terlemah dari suku ku tapi kemudian semua orang mulai mengakui ku, kerja keras ku berhasil membuat ku lebih kuat an sangat kuat, bahkan mereka menyebut ku dengan sebutan Pembunuh Vermelion. Aku sangat merasa tersangjung dengan panggilan itu, namun aku selalu mencoba merendahkan diri dan aku pun mulai memiliki banyak musuh, mereka mengira aku hanya orang sombong yang hanya bisa pamer kekuatan.
Suatu ketika desa kami mendapat undangan misi membersihkan daerah pegunungan sunyi dari monster yang mendiami tempat itu untuk tujuan pembangunan kerjaan Ocbcostt atas perintah raja Corliene Ocbcostt ke tujuh. kemudian aku dan beberapa orang dari suku Vermelion Dragus terkuat yang diantara nya adalah aku seorang Magus dari bangsa Esper,Visor Asgard seorang Templar dari bangsa Certus, bangsa manusia berkulit putih yang memiliki kekuatan fisik sangat besar, Nate Amadeus orang Hamon bangsa yang tinggal di daratan dingin ia adalah seorang Beserker, Iria Venus seorang Caster dari bangsa Elf, Levi Fillicana manusia yang sangat ahli dalam strategi dan jabakan akhirnya di kirim dalam misi ini. Setelah mengenal apa yang akan kami buru kami pun tanpa ragu bergegas pergi untuk menyesaikan misi. kabar baik nya mereka yang di kirim bersama ku adalah orang yang berada di kelas yang sama dengan ku saat masih di sekolah dulu.
Tidak ada nya hambatan dalam perjalanan membuat kami merasa sedikit lega. hanya dengan menempuh perjalanan singkat selama tiga hari kami tiba di sebuah hutan bersalju dekat dengan tempat yang kami tuju. kami memutuskan untuk membuat perkemahan kecil di hutan itu. kami hanya membawa perbekalan secukup nya, diantara kami perbekalan Levi lah yang sangat berperan dalam nyaman nya kemah kami, aku dan Iria mencari kayu bakar di sekitar kemah dan sesuatu yang mungkin bisa menambah perbekalan kami, khusus nya yang dapat kami jadikan makanan, sementara itu Nate dan Visor membantu Levi membangun kemah
Sekitar setengah jam aku dan Iria berkeliling area kemah, kami mendapat kayu bakar yang cukup untuk menghangatkan kami selama semalam suntuk dan juga beberapa kelici kutub untuk makan malam, Iria yang menangkap mereka menggunakan salah satu sihir yang ia buat menggunakan kata kata nya. kami berdua berjalan menuju kemah, perjalanan singkat kami di dera rasa jenggah. jelas sekali bahwa kami berdua.. tidak kami berlima sedang di awasi.
"Sepeti nya kita tidak dapat melonggarkan sedikit pun kewaspadaan di sini" Ucap Iria pada ku
"Bagaimana pun ini adalah daerah di mana para monster yang kita buru tinggal.. ku dengar mereka di sebut monster tingkatan Epsilon, monster yang memiliki kecerdasan kekuatan yang besar" Jawab ku antusias.
Iria menyeka salju yang jatuh kerambuh perak nya "Aku heran kenapa hanya kita berlima yang dikirim dalam misi ini?" kata nya "Mungkin mereka sengaja mengirim kita agar kita semua terbunuh dan dengan mudah desa Vermorth akan di hancurkan Hahaha.. bagaimana pun suku suku lain bahkan kerajaan tidak terlalu menyukai keberadaan kita" terus nya, ucapan nya seperti baru saja bercanda tapi tidak dengan wajah nya yang malah terlihat kawatir dengan apa yang baru saja ia ucapkan pada ku
"Mungkin haha" timbal ku dengan nada bercanda.
Kami tiba di perkemahan, Nate segera menjemput kami dan menolong Iria dengan kelinci buruan nya. aku meletakan kayu bakar di dekat perapian yang telah di isi dengan api unggun lengkap dengan sebuah tempayak berisi sup yang di buat Levi
"kawan-kawan" Visor bicara pada kami, kami pun memasang perhatian pada nya "Mungkin aku salah, tapi kalian pasti sudah merasakan nya kan?" sambung nya.
Kami tidak menjawab dengan suara, hanya anggukan yang mewakili kata "Iya" yang kami berikan. kemudian aku mulai bicara menanggapi "Untuk monster sekelas Epsilon yang seperti ini ku kira sangatlah ganjil.. sepintar apapun monster selain DarkElf tidak ada yang dapat mengintai sebaik ini.. jika candaan Iria benar kita tidak akan tewas di saat salah satu dari kita lengah"
Kali ini aku yang mendapat anggukan dari teman teman ku
"Sudahlah, jika harus mati ya kita pasti mati.. tapi ku rasa sekarang saat nya kita menikmati sup lezat buatan Levi dengan calon kelinci bakar ini" Nate membuka suara dengan kelinci kutub yang selesai di kuliti di tangan nya. suasana pun menjadi lebih tenang, kami mulai membakar daging kelinci kutub yang di bersihkan Nate
"Ya ampun demi langit yang kapan saja bisa runtuh, orang macam apa yang tega merusak suasana menegangkan dalam sebuah pembicaraan Haha" Levi terbahak kecil, tangan cantik nya sibuk menuangkan sup asparagus buatan nya kedalam mangkuk mangkuk kayu berukuran satu gengaman lalu memberikan nya pada kami
"Haha.. bukankah aku selalu bilang pada kalian? berbicara yang membuat diri kalian berfikir negative adalah bunuh diri dalam medan perang" Ujar Nate
"Baiklah baiklah.. maaf tidak pernah mendengarkan mu tuan Nate" Iria meledek
kami saat itu menikmati sajian makan malam dengan penuh tawa, Nate selalu menjadi pioner dalam mencairkan suasana yang kaku
Setelah cukup lama kami selesai dengan makan malam, Iria membersihkan peralatan makan di bantu Nate, aku dan Levi memutuskan berjaga jaga, kami pun mempersiapkan perkemahan kami dengan beberapa perangkap buatan Levi, sementara Visor menjaga kemah.
Jebakan yang di pasang beberapa sangat menarik perhatian ku, Levi membentangkan benang tak kasat mata yang diatur agar hanya mengenai mahluk yang cukup besar, benang itu di hubungkan pada pelontar panah yang sudah di atur peletakan nya, yang lain nya hanya ranjau atau lubang jebakan klasik
"Aku tidak pernah melihat jebakan benang seperti itu sebelum nya Levi.. di mana kau memperlajari nya" tanya ku saat berjalan bersama Levi ke kemah kami
"Aku memperajari nya di suatu kota di negri timur.. orang yang memberikan ku trik trik menarik bernama Hachisuka Goemon.. gadis itu menyebut diri nya Ninja.. apa kau tau?" Ujar Levi
"Aku pernah mendengar nya.. orang orang yang beraksi mirip dengan Assasin tapi lebih aneh lagi.. begitu?" Levi tersenyum mendengar jawaban ku
"Bayangkan mereka yang di sebut Ninja dapat berlarian dengan santi di atas air.. ah tapi bukan itu.. bagaimana pun yang dapat ku pelajari dari mereka hanya trik dalam memasang perangkap dan bertahan hidup bukan terbang di udara seperti layangan seperti mereka" balas nya, dan itu sudah cukup menutupi rasa penasaran ku
Malam pun menjelang dengan cepat, udara semakin menusuk, kami beristirahat bergantian dengan dua orang yang terjaga untuk mengawasi kalau kalau hal buruk terjadi. kami terus melakukan giliran menjaga hingga akhirnya pagi matahari mulai kembali muncul. kami segera membereskan perlengkapan untuk melanjutkan perjalan sedikit lagi.. bagaimana pun setelah tiba di tempat yang kami tuju hanya pertemupuran yang akan terjadi. aku dan Levi memutuskan untuk memeriksa jebakan yang kami pasang, jika Levi ia ingin menggunakan bahan jebakan yang masih ia gunakan lagi
kami mulai dengan jebakan yang di pasang paling luar karna dilihat seperti apapun jebakan yang kami pasang paling dekat dengan kemah sama sekali tidak terjamah, Levi akan mengambil nya nanti. kami berdua menyusuri jalur jebakan yang kami pasang, mengecek satu persatu jebakan yang terpasang. kami tidak menemukan apapun sampai jebakan yang di pasang terluar, Levi pun memutuskan untuk mengambil bahan jebakan yang masih ia dapat gunakan.
kami sudah selesai dengan mengecek dan membereskan jebakan, mungkin hanya jebakan terdekat dari kemah saja yang belum kami bereskan.. aku membantu Levi membawa bahan bahan jebakan nya yang cukup banyak
"Leeeeevviiiii!!!! Igniiiiiss!! dimana kalian?!" suara keras Iria menggema mengundang kami.. aku dan Levi pun berlari menuju asal suara
"A..as Astaga apa ini? kenapa?" Aku sangat terkejut begitu pula Levi yang terlihat terbelalak.. kami dapat melihat tubuh tubuh monster sejenis Lycan dan beberpa Golem salju berserakan tewas terkena jebakan milik Levi "Aku yakin.. aku dan Levi tidak menemukan apapun saat mengecek ini pertama kali"
-To be continue
"Dimana aku??"
"Ah aku ingat.. kami sedang dalam sebuah misi berburu monster sampai seseorang melongsorkan salju
kearah kami"
"Aku ingat, semua teman-teman ku berhasil kuselamatkan.. tapi seperti nya aku terjebak disini"
Firasat mengganggu memenehi setiap sudut dari kepala ku, tapi tidak merubah apapun, aku benar-benar terjebak, di bawah tumpukan longsoran salju tanpa dapat menggerakan satupun dari bagian tubuh ku, sungguh hal yang tidak masuk akal. entah sudah berapa lama aku terkubur salju dan aku masih tetap hidup.
untuk saat-saat seperti ini aku tidak dapat berbuat banyak, mungkin hanya kepala ku saja yang terus menerus melakukan sesuatu. ya, itu hanyalah fikiran fikiran aneh ku, aku tidak akan bisa keluar dari sini, mungkin aku akan mati sebentar lagi.. ya itu lebih baik.. Aku Ignis.. Ignis Longinus.. Aku seorang Esper dari suku Vermelion Dragus. Suku ku di kenal dengan sebutan penakluk monster, aku salah satu yang terlemah dari suku ku tapi kemudian semua orang mulai mengakui ku, kerja keras ku berhasil membuat ku lebih kuat an sangat kuat, bahkan mereka menyebut ku dengan sebutan Pembunuh Vermelion. Aku sangat merasa tersangjung dengan panggilan itu, namun aku selalu mencoba merendahkan diri dan aku pun mulai memiliki banyak musuh, mereka mengira aku hanya orang sombong yang hanya bisa pamer kekuatan.
Suatu ketika desa kami mendapat undangan misi membersihkan daerah pegunungan sunyi dari monster yang mendiami tempat itu untuk tujuan pembangunan kerjaan Ocbcostt atas perintah raja Corliene Ocbcostt ke tujuh. kemudian aku dan beberapa orang dari suku Vermelion Dragus terkuat yang diantara nya adalah aku seorang Magus dari bangsa Esper,Visor Asgard seorang Templar dari bangsa Certus, bangsa manusia berkulit putih yang memiliki kekuatan fisik sangat besar, Nate Amadeus orang Hamon bangsa yang tinggal di daratan dingin ia adalah seorang Beserker, Iria Venus seorang Caster dari bangsa Elf, Levi Fillicana manusia yang sangat ahli dalam strategi dan jabakan akhirnya di kirim dalam misi ini. Setelah mengenal apa yang akan kami buru kami pun tanpa ragu bergegas pergi untuk menyesaikan misi. kabar baik nya mereka yang di kirim bersama ku adalah orang yang berada di kelas yang sama dengan ku saat masih di sekolah dulu.
Tidak ada nya hambatan dalam perjalanan membuat kami merasa sedikit lega. hanya dengan menempuh perjalanan singkat selama tiga hari kami tiba di sebuah hutan bersalju dekat dengan tempat yang kami tuju. kami memutuskan untuk membuat perkemahan kecil di hutan itu. kami hanya membawa perbekalan secukup nya, diantara kami perbekalan Levi lah yang sangat berperan dalam nyaman nya kemah kami, aku dan Iria mencari kayu bakar di sekitar kemah dan sesuatu yang mungkin bisa menambah perbekalan kami, khusus nya yang dapat kami jadikan makanan, sementara itu Nate dan Visor membantu Levi membangun kemah
Sekitar setengah jam aku dan Iria berkeliling area kemah, kami mendapat kayu bakar yang cukup untuk menghangatkan kami selama semalam suntuk dan juga beberapa kelici kutub untuk makan malam, Iria yang menangkap mereka menggunakan salah satu sihir yang ia buat menggunakan kata kata nya. kami berdua berjalan menuju kemah, perjalanan singkat kami di dera rasa jenggah. jelas sekali bahwa kami berdua.. tidak kami berlima sedang di awasi.
"Sepeti nya kita tidak dapat melonggarkan sedikit pun kewaspadaan di sini" Ucap Iria pada ku
"Bagaimana pun ini adalah daerah di mana para monster yang kita buru tinggal.. ku dengar mereka di sebut monster tingkatan Epsilon, monster yang memiliki kecerdasan kekuatan yang besar" Jawab ku antusias.
Iria menyeka salju yang jatuh kerambuh perak nya "Aku heran kenapa hanya kita berlima yang dikirim dalam misi ini?" kata nya "Mungkin mereka sengaja mengirim kita agar kita semua terbunuh dan dengan mudah desa Vermorth akan di hancurkan Hahaha.. bagaimana pun suku suku lain bahkan kerajaan tidak terlalu menyukai keberadaan kita" terus nya, ucapan nya seperti baru saja bercanda tapi tidak dengan wajah nya yang malah terlihat kawatir dengan apa yang baru saja ia ucapkan pada ku
"Mungkin haha" timbal ku dengan nada bercanda.
Kami tiba di perkemahan, Nate segera menjemput kami dan menolong Iria dengan kelinci buruan nya. aku meletakan kayu bakar di dekat perapian yang telah di isi dengan api unggun lengkap dengan sebuah tempayak berisi sup yang di buat Levi
"kawan-kawan" Visor bicara pada kami, kami pun memasang perhatian pada nya "Mungkin aku salah, tapi kalian pasti sudah merasakan nya kan?" sambung nya.
Kami tidak menjawab dengan suara, hanya anggukan yang mewakili kata "Iya" yang kami berikan. kemudian aku mulai bicara menanggapi "Untuk monster sekelas Epsilon yang seperti ini ku kira sangatlah ganjil.. sepintar apapun monster selain DarkElf tidak ada yang dapat mengintai sebaik ini.. jika candaan Iria benar kita tidak akan tewas di saat salah satu dari kita lengah"
Kali ini aku yang mendapat anggukan dari teman teman ku
"Sudahlah, jika harus mati ya kita pasti mati.. tapi ku rasa sekarang saat nya kita menikmati sup lezat buatan Levi dengan calon kelinci bakar ini" Nate membuka suara dengan kelinci kutub yang selesai di kuliti di tangan nya. suasana pun menjadi lebih tenang, kami mulai membakar daging kelinci kutub yang di bersihkan Nate
"Ya ampun demi langit yang kapan saja bisa runtuh, orang macam apa yang tega merusak suasana menegangkan dalam sebuah pembicaraan Haha" Levi terbahak kecil, tangan cantik nya sibuk menuangkan sup asparagus buatan nya kedalam mangkuk mangkuk kayu berukuran satu gengaman lalu memberikan nya pada kami
"Haha.. bukankah aku selalu bilang pada kalian? berbicara yang membuat diri kalian berfikir negative adalah bunuh diri dalam medan perang" Ujar Nate
"Baiklah baiklah.. maaf tidak pernah mendengarkan mu tuan Nate" Iria meledek
kami saat itu menikmati sajian makan malam dengan penuh tawa, Nate selalu menjadi pioner dalam mencairkan suasana yang kaku
Setelah cukup lama kami selesai dengan makan malam, Iria membersihkan peralatan makan di bantu Nate, aku dan Levi memutuskan berjaga jaga, kami pun mempersiapkan perkemahan kami dengan beberapa perangkap buatan Levi, sementara Visor menjaga kemah.
Jebakan yang di pasang beberapa sangat menarik perhatian ku, Levi membentangkan benang tak kasat mata yang diatur agar hanya mengenai mahluk yang cukup besar, benang itu di hubungkan pada pelontar panah yang sudah di atur peletakan nya, yang lain nya hanya ranjau atau lubang jebakan klasik
"Aku tidak pernah melihat jebakan benang seperti itu sebelum nya Levi.. di mana kau memperlajari nya" tanya ku saat berjalan bersama Levi ke kemah kami
"Aku memperajari nya di suatu kota di negri timur.. orang yang memberikan ku trik trik menarik bernama Hachisuka Goemon.. gadis itu menyebut diri nya Ninja.. apa kau tau?" Ujar Levi
"Aku pernah mendengar nya.. orang orang yang beraksi mirip dengan Assasin tapi lebih aneh lagi.. begitu?" Levi tersenyum mendengar jawaban ku
"Bayangkan mereka yang di sebut Ninja dapat berlarian dengan santi di atas air.. ah tapi bukan itu.. bagaimana pun yang dapat ku pelajari dari mereka hanya trik dalam memasang perangkap dan bertahan hidup bukan terbang di udara seperti layangan seperti mereka" balas nya, dan itu sudah cukup menutupi rasa penasaran ku
Malam pun menjelang dengan cepat, udara semakin menusuk, kami beristirahat bergantian dengan dua orang yang terjaga untuk mengawasi kalau kalau hal buruk terjadi. kami terus melakukan giliran menjaga hingga akhirnya pagi matahari mulai kembali muncul. kami segera membereskan perlengkapan untuk melanjutkan perjalan sedikit lagi.. bagaimana pun setelah tiba di tempat yang kami tuju hanya pertemupuran yang akan terjadi. aku dan Levi memutuskan untuk memeriksa jebakan yang kami pasang, jika Levi ia ingin menggunakan bahan jebakan yang masih ia gunakan lagi
kami mulai dengan jebakan yang di pasang paling luar karna dilihat seperti apapun jebakan yang kami pasang paling dekat dengan kemah sama sekali tidak terjamah, Levi akan mengambil nya nanti. kami berdua menyusuri jalur jebakan yang kami pasang, mengecek satu persatu jebakan yang terpasang. kami tidak menemukan apapun sampai jebakan yang di pasang terluar, Levi pun memutuskan untuk mengambil bahan jebakan yang masih ia dapat gunakan.
kami sudah selesai dengan mengecek dan membereskan jebakan, mungkin hanya jebakan terdekat dari kemah saja yang belum kami bereskan.. aku membantu Levi membawa bahan bahan jebakan nya yang cukup banyak
"Leeeeevviiiii!!!! Igniiiiiss!! dimana kalian?!" suara keras Iria menggema mengundang kami.. aku dan Levi pun berlari menuju asal suara
"A..as Astaga apa ini? kenapa?" Aku sangat terkejut begitu pula Levi yang terlihat terbelalak.. kami dapat melihat tubuh tubuh monster sejenis Lycan dan beberpa Golem salju berserakan tewas terkena jebakan milik Levi "Aku yakin.. aku dan Levi tidak menemukan apapun saat mengecek ini pertama kali"
-To be continue