Posted by : Anonim Kamis, 30 Agustus 2012

"Mungkin sebentar lagi aku akan mati"

"Aku sudah tidak tau lagi berapa lama aku terkubur di tempat dingin dan gelap ini"

"Aku pasti akan segera mati"

Tidak ada yang lain yang dapat ku lihat selain gelap nya tempat ku berbaring ini.. yang dapat kurasakan hanyalah setiap tubuh ku yang makin terasa membeku. keberadaan tuhan seakan tidak mencapai ku sama sekali. aku mulai menyerah, lebih baik aku menunggu ajal ku saat ini dan berhenti memikirkan apa yang terjadi pada ku dan kenapa?

"Apa itu? langkah kaki?"

"Apa ada yang menuju pada ku?"

"Ah aku pasti hanya mulai berhalusinasi sebelum mati"

Aku mendengar suara, dan suara itu semakin jelas terdengar, seperti sesuatu mulai menuju ku. aku mulai berlajar untuk membiarkan nya. sudah lama sekali akku terperangkap disini dan tak satupun yang mencoba menyelamatkan ku, tidak mungkin yang satu ini nyata

"Hey apa kau mendengarku?" suara itu bertanya pada ku, aku tidak yakin untuk menjawab nya
"Hey kau! apa kau masih hidup?" suara itu kembali menyaut memanggil ku. suara wanita, wanita yang terdengar muda dan ia mengajak ku bicara. apa ini nyata?
"Bertahanlah, aku akan kesana!" suara nya semakin jelas ku dengarkan bersamaan dengan suara langkah kaki nya yang berlari kearah ku. sudah lama sekali aku tida mendengar apapun selain suara ku

"Bertahanlah, mungkin kau akan sedikit terbakar tapi ku jamin kau tidak akan mati!" wanita itu berteriak lagi kepada ku. apa aku harus pecaya pada nya?

"Terang sekali..." kegelapan ku berubah mulai menjadi sangat terang menyilaukan

"Hangat.. hangat sekali sekarang.. mungkin kah wanita itu nyata? mungkin kah aku tidak akan mati sekarang?"

"Oke.. bersiaplah, kurasa kau akan sedikit terguncang"

Ku rasa aku harus mempercayai suara ini, mungkin ini cara ku untuk kembali selamat, tapi apa jaminan ku untuk percaya pada nya? mungkin saja cahaya yang kurasa kan hangat nya adalah cahaya neraka yang mulai aku masuki, itu arti nya matilah sudah aku ini

"BARRR!!" suara yang sangat keras ku dengar, bersamaan itu cahaya yang sangat membutakan mata ku, sangat menyakitkan, udara yang lebih dingin bergerak menusuk tulang ku yang lama tak bergerak. aku jatuh menimpa salju dan semua nya kembali gelap


"Hey kau... kau tidak apa?" suara Wanita itu kembali mengulang terdengar di telinga ku, aku mulai membuka mata ku dan yang terlihat adalah cayaha, cahaya yang menyilaukan, hanya berwarna putih.. kemudian perlahan berubah menjadi dinding gua es dengan bayangan api yang bergerak berak cepat

"Syukurlah.. demi sebuah zat yang menciptakan bumi dengan segala isi nya... syukurlah kau masih hidup" Wajah wanita itu terlihat sangat bahagia, wajah nya yang akhirnya dapat ku lihat ternyata benar benar cantik, dari fisik nya aku tidak mengenali nya dari bangsa Elf atau dari bangsa manusia? apa mungkin dia manusia berdarah setengah Elf?. aku benar bener di buat terpersona, kulit nya sangat putih, walau tidak seputih salju, mata nya cukup tajam dengan pemandangan hijau di mata kiri nya biru d mata kanan nya, sebuah pesona alam yang sangat menawan

"Kau bisa bergerak?" tanya wanita itu

"Entahlah, mungkin bisa" Jawab ku dan aku mulai menggerakan tubuh ku untuk bergerak, ku mulai dengan jari jari ku, mereka bergerak dengan baik sesuai yang ku perintah kan, aku pun memulai menggerak gerakkan kaki ku, mereka baik baik saja walau sedikit lemas aku dapat menggerakan mereka dengan baik

"Ayo ku bantu untuk duduk" wanita itu mengulurkan tangan kiri nya dan tangan lain menyangga punggung ku. sekaranf aku dalam posisi tertduduk menyandar pada dinding gua. wanita itu seperti mengambil sesuatu yang seperti nya di buat nya, ia menuangkan sesuatu pada mangkuk yang terbuat dari kayu, mangkuk yang sangat khas untuk para pengelana, seperti yang di gunakan teman ku Levi entah kapan. ia memberikan semangkuk penuh kepada ku

"Terima kasih" aku menerima sup ke'emasan yang ia berikan pada ku, aku meminum nya dengan perlahan. namun sial sekali aku mendadakan mengalirkan air mata

"kau tidak apa-apa? apa masakan ku tidak enak?"

"Tidak bukan itu maksud ku, hanya saja.. hanya saja. ini benar benar mirip dengan makanan terakhir ku sebelum sesuatu menyebabkan ku terkubur disana.. boleh aku tau diamana kau mendapatkan cara membuat nya"

"Aku akan memberitahu mu:" wanita itu tersenyum senang, ia meminum sup di tangan nya "Tapi mungkin bisa kau ceritakan sesutu tentang dirimu? setidak nya beritahu aku siapa nama mu" kata nya

"Nama ku Iginis.. Ignis longiunus, aku seorang Esper dari suku Vermelion Dragus. bagaimana dengan kau?" aku balk bertanya. sup dan api yang di buat nya benar benar telah membuat ku hangat sepenuh nya

"Easley.. Easley Archvillie, kau bisa memanggilku Easley.. tapi tunggu apa kau tadi mengatakan soal suku Vermilion Dragnus?" wajah cantik wanita itu mendadak menjadi serius

"Apa ada yang salah?" tanya ku penasaran

"Tidak terlalu.. tapi bisa kau ceritakan kenapa kau bisa terjebak di dalam dalam gua es ini?" Balas nya

Aku menyiakan, aku pun mulai bercerita, aku menceritakan soal desa diaman suku ku yang berasal dari bermacam macam ras berkumpul, tentang misi yang ku jalan kan, tentang teman teman ku yang sekarang entah bagaimana keadaan nya, dan musibah yang aku dan kawan kawan ku alami

"Jika aku dapat bertemu dengan mereka dalam keadaan baik baik saja itu sudah cukup baik untuk ku" ucapan ku itu menutup cerita panjang ku pada Wanita bernama Easley di depan ku yang mendengar dengan penuh antusias

"Luar biasa.. dan benar benar jahat, aku pernah membaca beberapa buku tentang kerajaan di masa lalu saat desa mu masih ada, yang ku tau kerajaan sangat membenci desa itu" Easley mulai berbicara

Aku sedang meminum mangkok sup kedua ku saat aku tersedak keget mendengar apa yang ia katakan "Aku tau soal kerajaan itu.. tapi tadi kau bilang saat desa ku masih ada? memang nya apa yang terjadi pada desa ku?" tanya ku

"sekitar tujuh ratus tahun yang lalu desa itu berubah menjadi lautan api atas perintah imperial Corliene Ocbcostt ke tujuh.. maaf jika perasaan mu terluka tapi itu kenyataan nya, kau mungkin telah terkubur disini sekitar tujuh ratus tahun dan misi yang kau tempuh semata hanya untuk membunuh orang orang terkuat suku Vermillion Dragnus"

Tanpa dapat berkomentar aku benar benar di buat tercengang "Apa yang ia bicara kan?" pikir ku dalam hati, tapi wajah nya benar benar tidak bercanda, apa yang dikatakan nya adalah kenyataan? apa yang aku lakukan itu hanya sia sia belaka?

"Sebaiknya kau ikut bersama ku..ada yang ingin ku tunjukan kepada mu di desa ku" belum sempat aku kembali bertanya ia mengajaku untuk membantu nya membereskan peralatan makan kami dan mengikuti nya

Dalam perjalanan dugaan nya menjadi kenyataan ia adalah seorang HalfElf, ia bilang ayah nya adalah seorang manusia sedangkan ibu nya adalah seorang Elf alam. Easley juga menjawab semua pertanyaan ku dengan antusias, dan itu membuat ku benar benar terpukul.

Tiba tiba saja seorang Malaikat yang jatuh mendarat di hadapan kami berdua, aku benar benar membuat posisi tempur dengan tongkat ku yang sudah mulai berpendar merah, aku tidak akan terkubur lagi kali ini

"MAU APA KAU!!?" Bentak ku, tapi Easley menenangkan ku, ia mengatakan berkat keberadaan suku ku ras Malaikat yang jatuh telah menjadi salah satu sekutu yang baik, perbukitan bersalju kini menjadi tempat yang sangat aman bagi siapapun yang melewati nya kecuali mereka bertemu dengan monster monster liar penguni daratan bukit

"Easley.. sudah lama sekali sejak terakhir kau di desa, aku sangat menghawatirkan mu" Malaikat itu berkata, aku benar benar terkejut sama sekali karna nya

"Terimakasih Lica, tapi tidak usah kau khawatirkan ku sekarang, aku sudah kembali.. perkenalkan ini teman ku Ignis, kau tidak akan pecaya bahwa ia berasal dari suku Vermillion Dragnus di masa lalu.. bisa di bilang dia ini orang yang sangat berperngaruh dengan kehidupan nyaman kita

"Orang apa?" tanya ku

"Maaf tidak memberitahukan mu.. tapi begitu mendengar nama mu adalah Ignis Longinus dari desa Vermillion Dragnus berarti kau lah satu satu nya leluhur kami yang masih hidup" Ujar Easley

"Apa maksud ucapan mu itu? sebelum nya kau bilang desa ku sudah menjadi abu" aku mulai merasa kesal, mungkin saja aku telah di permainkan sejak tadi

"Itulah kenapa kau harus mengunjungi desa kami, semua nya akan menjadi jelas" Jawab nya singkat, kami pun kembali berjalan, di temani Lica seorang Malaikat yang jatuh

Dalam sisa perjalanan kami aku tidak tanah menahan rasa penasaran ku yang akhirnya kudesak dua wanita yang berjalan bersama ku untuk menceritakan apa yang ingin ku ketahui. mereka menceritakan sebuah kisah yang membuatkan tidak berkedip dan membuat perasaan ku sangat tenang dan bahagia. desa ku memang hancur, tapi sebelum itu teman teman ku yang ku selamatkan telah membuat langkah yang benar, mereka mengungsikan semua penduduk desa tepat sebelum desa kami di ratakan menjadi abu ke perbukitan ini, mereka bertemu dengan Malaikat yang jatuh dengan maksud berdamai dan ingin membuat kehidupan yang damai tanpa peperangan yang mereka inginkan. awal nya para Malaikat yang jatuh sama sekali tidak mengubris keberadaan mereka tapi setelah mereka tau bahwa keberadaan masing masing mereka tidak di inginkan akhirnya mereka mulai mencoba hidup berdampingan

Kami tiba di gerbang desa, tempat ini benar benar sangat damai, orang orang sangat ramah, namun satu satu dari mereka mulai memperhatikan ku, dan saat ku tanyakan pada Easley ia hanya menjawan "Kau akan melihat nya sebentar lagi" aku sama sekali merasa tidak terpuaskan dan mulai merasa aneh.. mungkin pakaian ku sangat kuno tapi ini masih terlihat baru, tapi pasti bukan itu yang mereka perhatikan

Kami tiba di alun alun kota, di sana ada sebuah patung lelaki esper yang sedang menggenggam sebuah tongkat sihir yang mengorbankan diri nya terkubur salju untuk menyelamatkan teman teman nya yang terlihat mencoba menghentikan nya dengan wajah penuh air mata

Aku berutut di atas jalanan desa yang bersalju, air mata ku tidak berhenti mengalir, teman teman ku sama sekali tidak membuang ku, mereka melakukan segala yang terbaik demi bagian pengorbanan ku, dan sekarang aku berada di tempat yang mereka ciptakan dengan penuh rasa damai

"Desa ini bernama Ignis Vermelloin dan bukit ini bernama Bukit Esper" Ujar Lica

Aku ternsenyum dengan lega "Syukurlah mereka selamat" ucap ku dengan sangat lega. akupun memutuskan untuk tinggal di desa ini, mereka menunjuk ku untuk menjadi kepala desa, tapi aku menolak nya, aku ingin kembali berkelana, setidak nya itulah yang aku lakukan dengan teman teman ku di masa lalu

Sudah sekitar tujuh tahun aku tinggal dan berkelana bersama desa Ignis Vermillion, semua nya terasa sangat damai sampai suara itu kembali memanggil ku

"Apa kau sudah cukup senang?"

-End

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Rodeon-File Translator

Popular Post

Labels

Followers

Blog Archive

- Copyright © 2013 Rodeon's-Files -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -