- Back to Home »
- BrainImaginary , Dreamline »
- Bukit Esper (Part 2)
Posted by : Anonim
Jumat, 17 Agustus 2012
Levi masih terlihat tidak percaya dengan apa yang sedang di lihat nya, ia dan aku tentu nya sangat yakin bahwa kami tidak melewatkan itu sebelum nya dan tidak ada apa-apa saat itu, tapi ini berbeda dengan sekarang beberapa mayat monster monster yang cukup kuat begelimpangan terbunuh oleh jebakan yang di buat oleh Levi, para Lycan tewas terkena panah beracun dari jebakan tali dan para Golem seperti telah menginjak ranjau yang kami pasang karna tubuh mereka sedikit tercerai berai
"Bagaimana bisa?" Levi bergumam kecil "Ignis.. kau bersama ku kan? kau melihat nya kan? sebelum nya tempat ini benar benar kosong?" Ia terlihat sedikit bingung
Aku tidak terlalu berbeda di bandingkan Levi, kebingungan dengan apa yang ku lihat saat itu benar benar menguasai ku "Lycan.. bukan kah mereka kelas Gama? apa dengan mudah bisa terpanah seperti itu? dan Golem dari kelas Beta? ini terlalu hebat jika mereka bisa tewas berantakan hanya karna jebakan yang kau pasang Levi" timbal ku pada nya
Kami saling memandang, seperti anak kecil yang polos kami saling menatap dengan perasaan bingung, kemudian tiga teman kami menghampiri
"Levi apa ini yang kau lakukan?" Nate spontan bertanya, yang ikut kebingungan dengan kami adalah Iria, ia mengerti betul kalau jebakan yang hanya seperti itu tidak mungkin dapat membunuh Lycan atau Golem salju sebanyak ini
Levi tidak segera menjawab, ia memeriksa perangkap yang membunuh para monster di depan nya, ia menarik benang kasat mata yang ia pasang disana, saat benang itu di tarik sebuah gerakan terjadi tapi tidak ada yang terjadi pada kami "Memang benar mereka terkena jebakan ini, tapi aku sama sekali tidak mengerti kenapa mereka bisa sampai kemari.. kita pasti merasakan nya kalau kalau mereka ingin mengerang kita" katanya.. Iria mengangguk mengerti
"Aku juga tidak menemukan jejak kaki mereka di sini" Visor menyambung "hanya ada dua kemungkinan.. mereka di lemparkan kemari atau di pindahkan kemari menggunakan kekuatan teleportasi" lanjut nya
"Jika seperti itu.. mungkin yang kita buru benar benar adalah DarkElf.. benar kata Iria.. misi ini kurang lebih tidak waras" Aku ikut bersuara
"Tidak perlu kita urus ini" ujar Levi "Akan lebih baik jika kita keluar menuju tempat yang lebih terbuka.. mungkin aku akan membicarakan sebuah rencana"
"Seperti nya kau sudah tau sesuatu Levi" sahut Iria dengan tatapan yakin
Levi mengusap usap kepala nya "Mungkin.. ayolah kalau begitu mari kita bergegas"
Menerima saran Levi kami pun benar benar membereskan semua perbekalan dan kemah kami, kami berjalan menyusuri hutan sedikit lebih jauh ke utara mencari jalan untuk keluar dari hutan, kami berjalan tidak terlalu lama hingga akhirnya dapat melihat daratan tanpa pepohonan, hanya salju dan bebatuan yang dapat kami lihat. kami duduk melingkat melakukan sebuah pembicaraan dengan Levi sebagai pusat nya, ia mengambil sikap santai kemudian menarik nafas panjang untuk menenenangkan diri "Dengarkan, kita keliru jika yang harus kita urus adalah monster kelas Epsilon" ujar nya
"Jelaskan Levi, kenapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu?" Nate mulai menjadi serius
"Epsilon tidak akan terlalu berani menarik perhatian seperti itu.. walaupun mereka kuat tapi kebanyakan dari mereka tidak suka bertarung.." Levi menjawab "Di tambah lagi"
"Apa?"
"Di tambah lagi jika Lycan dan Golem itu di jatuhkan dari langit sangat kecil kemungkinan nya karna Epsilon jenis itu tidak tinggal di tempat dingin itu berlaku juga untuk para Epsilon yang memiliki kemampuan teleport.. dan jika mereka berada di sana dengan cara di lempar, kalian dapat melihat nya kan? tidak ada jejak apapun di sana" Kata Levi lagi
setelah itu kami berada dalam situasi yang senyap.. tidak ada seorang pun dari kami yang berbicara atau membuat suara, kami sedang berfikir dalam kepala kami masing masing mencerna apa yang terjadi. tapi hal itu tidak berlangsung lama, seonggok bangkai Lycan tiba tiba jatuh di hadapan kami. suara berdentum yang cukup keras terdengar saat bangkai itu jatuh membuyarkan tumpukan salju di tanah kesegala arah
"Mereka di sini" Visor mengangkat pedang besar nya ke udara, tapi tidak ada apapun di sana, dan hal itu terjadi lagi, beberapa mayat lagi terus berjatuhan di sekitar kami. kami benar benar bersiaga saat itu, aku dan Iria mengeluarkan tongkat sihir kami, iria juga menggenggam sebuah kitab kuno, Visor sudah siap dengan pedang besar nya begitu pula dengan Nate yang siap bersama prisai dan pedang satu tangan milik nya, Levi bersiap dengan beberapa belati lempar.
Bangkai bangkai berhenti berjatuhan, kami berlima membuat formasi tempur melingkar untuk memastikan dari mana musuh akan muncul.
Kami kembali di buat terperanggah dengan jatuh nya bangkai lain, suara nya lebih kecil dari yang sebelum nya tapi tetap membuat salju berterbangan.. begitu salju yang menghalangi kami menghilang tak seorang pun dari kami yang tidak terperanggah.. "APA INI? SEORANG DARKELF? MAYAT DARKELF!!" Iria histeris
"TENANG LAH IRIA!" Nate menyaut kencang mencoba membuat keadaan lebih baik, dan itu berkerja.. kami semua sunyi
namun masalah baru saja di mulai, sosok sosok bersayap mulai menatapakan wujud nya pada kami. wujud mereka terlihat sedikit kabur karna kepulan salju tapi perlahan kami dapat melihat sayap perak yang hanya sebilah, symbol perak melayang di kepala mereka terlihat tidak asing, perlahan tubuh tubuh cantik mereka tampak. tak ada dari kami yang dapat bergerak tapi kemudian ucapan Iria membuat semuanya jelas "Mereka... Mereka ini... Mereka... Mereka adalah Malaikat yang Jatuh" kami semua terbelalak mendengar nya
"Cih seperti nya benar, misi ini adalah untuk membunuh kita" Umpat Visor kesal
Kami dalam masalah yang cukup buruk, ketakutan kami rupa nya membuat wanita wanita bersayap satu di depan kami tersenyum seram. dengan cepat seorang yang menggenggam tombak melesat cepat ke arah kami, kami melompat ke arah yang dapat kami tuju untuk menghindari serangan itu. kami dapat selamat dengan beruntung dan baik tapi setelah itu adalah Neraka mereka semua (Aku tidak tau berapa jumlah mereka karna beberapa dari mereka tetap terbang di langit) mulai bergantian menyerang kami. Nate mencoba menahan serangan salah satu dari mereka menggunakan prisai nya namun percuma ia terpental mundur dan cukup jauh, begitu pula mantra palindung dari Iria yang dengan mudah di robek. Levi sangat tidak dalam posisi yang baik, ia tidak terlalu baik dalam pertarungan langsung. Keadaan ku pun tidak terlalu baik sihir apapun yang ku gunakan dapat di tangkis oleh mereka dan serangan mereka tidak dapat ku tanah sama sekali..
Aku melompat mundur menghindari serangan dari depan, lalu berguling ke kiri menghindari serangan lain nya. aku mencoba memusatkan fikiran ku untuk melakukan sihir, lalu tembakan tembakan bola sihir melesat dari tongkat ku "DUARR!!" Bola api ku mengenai salah satu dari mereka, uap panas muncul, selanjut nya Malaikat jatuh yang ku serang terkapar di tanah
"Ah aku tau.. bunga di kepala mereka.. itu mungkin semacam kutukan.. incar itu" teriak Levi yang mulai percaya diri untuk menerjang
Aku dan yang lain nya pun ikut terselamatkan dengan itu, "DAARR!!" satu kali lagi serangan ku berhasil mengenai salah satu dari mereka dan benar mahluk itu segera terkapar di tanah. Betapa senang nya kami berbanding lurus dengan semakin ganas nya amukan para Malaikat itu, Visor bahkan di buat tak punya kesempatan untuk menyerang, beruntuk Iria memberikan kami mantra Rune agar kami dapat bertarung lebih dominan.. sebagai ganti nya kami harus menja Iria agar tidak di serang
Visor melompat tinggi, ia mengayunkan pedang besar nya secara Vertikal telak mengenai tanda kutukan sang Malaikat Jatuh dan membuat nya terkapar, aku dan Levi pun melakukan hal yang sama walau terus di desak kami pun tidak mau kalah mendesak dan Nate berusaha keras menjaga Iria untuk menja Rune nya
malaikat malaikat itu terlihat menyerah.. mereka semua mulai berterbangan.. Iria melepas Rune nya dan berucap syukur.. sejenak kami tertawa santai di antara bangkai Lycan,Golem, dan para Malaikat jatuh yang terkapar di atas salju.. mengalami pertarungan gila dan selamat tanpa luka adalah hal yang cukup hebat bagi siapapun tak terkecuali kami
"Suara apa ini?" aku yang pertama kali menyadari keanehan itu. tapi tidak satupun dari teman teman ku yang mendengar sesuatu
"Ada apa Ignis?" Iria mendekati ku penuh khawatir
"Aneh.. apa kalian....." aku tidak sempat menyesaikan ucapan ku.. sebuah ledakan besar terjadi
"Gunung nya! semua gunung nya hancur..." Levi berteriak, ini bukan hal yang baik.. kami berada di kepungan gunung salju yang sekarang sedang memburu kami.. kami tidak dapat kabur kemana pun!
Salju semakin mendekat, kami bersiap untuk kemungkinan terburuk.
"Kau ingin menyelamatkan mereka?" sebuah suara bergema di kepala ku "Siapa itu?" umpat ku "Aku adalah kau.. jika kau ingin menyelamatkan mereka.. maka semalatkan lah.. kau memiliki kekuatan untuk menjaga orang yang penting untuk mu" suara itu semakin jelas "Katakan bagaimana!" ujar ku sekali lagi.. jika ada kesemapatan untuk kami selamat aku tidak keberatan. kemudian tubuh ku bergerak dengan sendiri nya "Eigies" sebuah tameng besar menyelimuti kami salju itu tertehan "apa kau yakin?" suara itu kembali bergema di kepala ku "YA!" jawab ku yakin "Baiklah.." balas suara itu. "Dispell Conquervsh" seluruh tubuh ku berpendar terang, aku mulai merasakan dingin yang menusuk. sesekali suara teman teman ku terdengar berat memanggil manggil nama ku.. tapi kemudian semua nya menjadi sangat gelap
-to be continue
"Bagaimana bisa?" Levi bergumam kecil "Ignis.. kau bersama ku kan? kau melihat nya kan? sebelum nya tempat ini benar benar kosong?" Ia terlihat sedikit bingung
Aku tidak terlalu berbeda di bandingkan Levi, kebingungan dengan apa yang ku lihat saat itu benar benar menguasai ku "Lycan.. bukan kah mereka kelas Gama? apa dengan mudah bisa terpanah seperti itu? dan Golem dari kelas Beta? ini terlalu hebat jika mereka bisa tewas berantakan hanya karna jebakan yang kau pasang Levi" timbal ku pada nya
Kami saling memandang, seperti anak kecil yang polos kami saling menatap dengan perasaan bingung, kemudian tiga teman kami menghampiri
"Levi apa ini yang kau lakukan?" Nate spontan bertanya, yang ikut kebingungan dengan kami adalah Iria, ia mengerti betul kalau jebakan yang hanya seperti itu tidak mungkin dapat membunuh Lycan atau Golem salju sebanyak ini
Levi tidak segera menjawab, ia memeriksa perangkap yang membunuh para monster di depan nya, ia menarik benang kasat mata yang ia pasang disana, saat benang itu di tarik sebuah gerakan terjadi tapi tidak ada yang terjadi pada kami "Memang benar mereka terkena jebakan ini, tapi aku sama sekali tidak mengerti kenapa mereka bisa sampai kemari.. kita pasti merasakan nya kalau kalau mereka ingin mengerang kita" katanya.. Iria mengangguk mengerti
"Aku juga tidak menemukan jejak kaki mereka di sini" Visor menyambung "hanya ada dua kemungkinan.. mereka di lemparkan kemari atau di pindahkan kemari menggunakan kekuatan teleportasi" lanjut nya
"Jika seperti itu.. mungkin yang kita buru benar benar adalah DarkElf.. benar kata Iria.. misi ini kurang lebih tidak waras" Aku ikut bersuara
"Tidak perlu kita urus ini" ujar Levi "Akan lebih baik jika kita keluar menuju tempat yang lebih terbuka.. mungkin aku akan membicarakan sebuah rencana"
"Seperti nya kau sudah tau sesuatu Levi" sahut Iria dengan tatapan yakin
Levi mengusap usap kepala nya "Mungkin.. ayolah kalau begitu mari kita bergegas"
Menerima saran Levi kami pun benar benar membereskan semua perbekalan dan kemah kami, kami berjalan menyusuri hutan sedikit lebih jauh ke utara mencari jalan untuk keluar dari hutan, kami berjalan tidak terlalu lama hingga akhirnya dapat melihat daratan tanpa pepohonan, hanya salju dan bebatuan yang dapat kami lihat. kami duduk melingkat melakukan sebuah pembicaraan dengan Levi sebagai pusat nya, ia mengambil sikap santai kemudian menarik nafas panjang untuk menenenangkan diri "Dengarkan, kita keliru jika yang harus kita urus adalah monster kelas Epsilon" ujar nya
"Jelaskan Levi, kenapa kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu?" Nate mulai menjadi serius
"Epsilon tidak akan terlalu berani menarik perhatian seperti itu.. walaupun mereka kuat tapi kebanyakan dari mereka tidak suka bertarung.." Levi menjawab "Di tambah lagi"
"Apa?"
"Di tambah lagi jika Lycan dan Golem itu di jatuhkan dari langit sangat kecil kemungkinan nya karna Epsilon jenis itu tidak tinggal di tempat dingin itu berlaku juga untuk para Epsilon yang memiliki kemampuan teleport.. dan jika mereka berada di sana dengan cara di lempar, kalian dapat melihat nya kan? tidak ada jejak apapun di sana" Kata Levi lagi
setelah itu kami berada dalam situasi yang senyap.. tidak ada seorang pun dari kami yang berbicara atau membuat suara, kami sedang berfikir dalam kepala kami masing masing mencerna apa yang terjadi. tapi hal itu tidak berlangsung lama, seonggok bangkai Lycan tiba tiba jatuh di hadapan kami. suara berdentum yang cukup keras terdengar saat bangkai itu jatuh membuyarkan tumpukan salju di tanah kesegala arah
"Mereka di sini" Visor mengangkat pedang besar nya ke udara, tapi tidak ada apapun di sana, dan hal itu terjadi lagi, beberapa mayat lagi terus berjatuhan di sekitar kami. kami benar benar bersiaga saat itu, aku dan Iria mengeluarkan tongkat sihir kami, iria juga menggenggam sebuah kitab kuno, Visor sudah siap dengan pedang besar nya begitu pula dengan Nate yang siap bersama prisai dan pedang satu tangan milik nya, Levi bersiap dengan beberapa belati lempar.
Bangkai bangkai berhenti berjatuhan, kami berlima membuat formasi tempur melingkar untuk memastikan dari mana musuh akan muncul.
Kami kembali di buat terperanggah dengan jatuh nya bangkai lain, suara nya lebih kecil dari yang sebelum nya tapi tetap membuat salju berterbangan.. begitu salju yang menghalangi kami menghilang tak seorang pun dari kami yang tidak terperanggah.. "APA INI? SEORANG DARKELF? MAYAT DARKELF!!" Iria histeris
"TENANG LAH IRIA!" Nate menyaut kencang mencoba membuat keadaan lebih baik, dan itu berkerja.. kami semua sunyi
namun masalah baru saja di mulai, sosok sosok bersayap mulai menatapakan wujud nya pada kami. wujud mereka terlihat sedikit kabur karna kepulan salju tapi perlahan kami dapat melihat sayap perak yang hanya sebilah, symbol perak melayang di kepala mereka terlihat tidak asing, perlahan tubuh tubuh cantik mereka tampak. tak ada dari kami yang dapat bergerak tapi kemudian ucapan Iria membuat semuanya jelas "Mereka... Mereka ini... Mereka... Mereka adalah Malaikat yang Jatuh" kami semua terbelalak mendengar nya
"Cih seperti nya benar, misi ini adalah untuk membunuh kita" Umpat Visor kesal
Kami dalam masalah yang cukup buruk, ketakutan kami rupa nya membuat wanita wanita bersayap satu di depan kami tersenyum seram. dengan cepat seorang yang menggenggam tombak melesat cepat ke arah kami, kami melompat ke arah yang dapat kami tuju untuk menghindari serangan itu. kami dapat selamat dengan beruntung dan baik tapi setelah itu adalah Neraka mereka semua (Aku tidak tau berapa jumlah mereka karna beberapa dari mereka tetap terbang di langit) mulai bergantian menyerang kami. Nate mencoba menahan serangan salah satu dari mereka menggunakan prisai nya namun percuma ia terpental mundur dan cukup jauh, begitu pula mantra palindung dari Iria yang dengan mudah di robek. Levi sangat tidak dalam posisi yang baik, ia tidak terlalu baik dalam pertarungan langsung. Keadaan ku pun tidak terlalu baik sihir apapun yang ku gunakan dapat di tangkis oleh mereka dan serangan mereka tidak dapat ku tanah sama sekali..
Aku melompat mundur menghindari serangan dari depan, lalu berguling ke kiri menghindari serangan lain nya. aku mencoba memusatkan fikiran ku untuk melakukan sihir, lalu tembakan tembakan bola sihir melesat dari tongkat ku "DUARR!!" Bola api ku mengenai salah satu dari mereka, uap panas muncul, selanjut nya Malaikat jatuh yang ku serang terkapar di tanah
"Ah aku tau.. bunga di kepala mereka.. itu mungkin semacam kutukan.. incar itu" teriak Levi yang mulai percaya diri untuk menerjang
Aku dan yang lain nya pun ikut terselamatkan dengan itu, "DAARR!!" satu kali lagi serangan ku berhasil mengenai salah satu dari mereka dan benar mahluk itu segera terkapar di tanah. Betapa senang nya kami berbanding lurus dengan semakin ganas nya amukan para Malaikat itu, Visor bahkan di buat tak punya kesempatan untuk menyerang, beruntuk Iria memberikan kami mantra Rune agar kami dapat bertarung lebih dominan.. sebagai ganti nya kami harus menja Iria agar tidak di serang
Visor melompat tinggi, ia mengayunkan pedang besar nya secara Vertikal telak mengenai tanda kutukan sang Malaikat Jatuh dan membuat nya terkapar, aku dan Levi pun melakukan hal yang sama walau terus di desak kami pun tidak mau kalah mendesak dan Nate berusaha keras menjaga Iria untuk menja Rune nya
malaikat malaikat itu terlihat menyerah.. mereka semua mulai berterbangan.. Iria melepas Rune nya dan berucap syukur.. sejenak kami tertawa santai di antara bangkai Lycan,Golem, dan para Malaikat jatuh yang terkapar di atas salju.. mengalami pertarungan gila dan selamat tanpa luka adalah hal yang cukup hebat bagi siapapun tak terkecuali kami
"Suara apa ini?" aku yang pertama kali menyadari keanehan itu. tapi tidak satupun dari teman teman ku yang mendengar sesuatu
"Ada apa Ignis?" Iria mendekati ku penuh khawatir
"Aneh.. apa kalian....." aku tidak sempat menyesaikan ucapan ku.. sebuah ledakan besar terjadi
"Gunung nya! semua gunung nya hancur..." Levi berteriak, ini bukan hal yang baik.. kami berada di kepungan gunung salju yang sekarang sedang memburu kami.. kami tidak dapat kabur kemana pun!
Salju semakin mendekat, kami bersiap untuk kemungkinan terburuk.
"Kau ingin menyelamatkan mereka?" sebuah suara bergema di kepala ku "Siapa itu?" umpat ku "Aku adalah kau.. jika kau ingin menyelamatkan mereka.. maka semalatkan lah.. kau memiliki kekuatan untuk menjaga orang yang penting untuk mu" suara itu semakin jelas "Katakan bagaimana!" ujar ku sekali lagi.. jika ada kesemapatan untuk kami selamat aku tidak keberatan. kemudian tubuh ku bergerak dengan sendiri nya "Eigies" sebuah tameng besar menyelimuti kami salju itu tertehan "apa kau yakin?" suara itu kembali bergema di kepala ku "YA!" jawab ku yakin "Baiklah.." balas suara itu. "Dispell Conquervsh" seluruh tubuh ku berpendar terang, aku mulai merasakan dingin yang menusuk. sesekali suara teman teman ku terdengar berat memanggil manggil nama ku.. tapi kemudian semua nya menjadi sangat gelap
-to be continue