- Back to Home »
- Wonderland »
- Seraphine : Tanah Para Pemusik (Part 3)
Posted by : Anonim
Jumat, 27 April 2012
Ini sudah empat hari sejak kedatangan para manusia ke tanah Seraphie, tidak ada yang terbunuh di sana, namun mereka yang selamat sama sekali tidak merasakan sedikitpun kebahagiaan ketika mata mereka di paksa untuk melihat tanah suci mereka hancur, dan tubuh mereka menjadi pelayan bagi manusia yang mereka takuti itu
Serarin, tidak lagi memainkan musik nya, Serarin tidak lagi bernyanyi untuk hutan Kunang-kunang, serarin kini hanya mayat hidup yang di gerogoti rasa sakit oleh tindasan para manusia
kemudian Liearra, Nina, Noa, dan seorang manusia yang bernama Nigtro berjalan memasuki kegelapan hutan kunang-kunang,walau mereka sedikit lega dapat keluar dari mimpi buruk yang terjadi begitu cepat hati mereka begitu pedih melihat apa yang di lakukan para manusia pada tanah mereka
"Sekali lagi kutanya apa perlu kita membawa mahluk ini? aku sama sekali tidak akan menyebut manusia itu tidak kejam lagi.. aku bersumpah demi para kunang kunang di hutan kunang kunang" Emosi Noa meluap luap, jelas saja beberapa menit seteleh ia mengatakan manusia itu tidak jahat tanah nya di hancur kan oleh para manusia yang ia bicarakan dan sekarang sudah beberapa hari berlalu dan ia malah bersama salah satu dari mereka
"Aku minta maaf, aku melakukan itu untuk adik ku Zira, ia di tawan oleh orang orang itu, mereka berjanji tidak akan membunuh nya jika aku menunjukan Seraphine, tapi aku tidak menyangka bahwa akan sampai seperti itu" Nigtro membalas ucapan Noa
"Cih, lalu? dan bagaimana pula kau bisa menembus hutan kunang kunang?" Sergah Noa
"Dengan ini" Nigtro menunjukan gelang berbatu hijau di tangan kiri nya "Ini adalah..." sambung nya namun kalimat nya di potong oleh Nina yang terkejut melihat gelang itu, dia sama sekali tidak memperhatikan nya
"I..itu gelang milik keluarga LackWood, bagaimana kau?
"LackWood?" Liearra bertanya bingung
"Ya, nama ku adalah Nigtro LackWood, ayah ku adalah seorang Serarin dan ibu ku adalah seorang manusia biasa, itulah kenapa aku bisa memasuki Seraphine"
"Kau jangan bercanda manusia!! siapa yang percaya bahwa kau adalah setengah Serarin? lagipula jika kau memang memiliki darah serarin kau harus nya tidak akan pernah menghianati kami" Tukas Noa memanas
"Noa" ucap Nina
"Maaf, sekali lagi aku hanya ingin menyelamatkan adik ku Zira dari kematian" Nigtro berlutut kepada 3 Serarin yang ada di depan nya
"Berdiri lah, siapa tadi nama mu? tidak usah seperti itu" Ujar Liearra namun Nigtro tidak menggerakan tubuh nya dari posisi itu, ia malah semakin menempelkan wajah nya pada tanah
"Biarkan saja dia Liearra" Noa semakin memanas
"Aku tau cara mengakhiri semua ini" ucap Nigtro
"Omong kosong"
"Apakah ada sebuah cara?" tanya Nina sebari melangkah mendekati Nigtro
"Ada, tapi hanya dengan kekuatan kalian lah Seraphine bisa selamat, karna itu maafkan aku" Nigtro memohon, tapi kali ini Nina yang tadi mendekati nya sudah ikut berlutut bersama nya
"O-oy Nina, apa yang kau lakukan?" Tanya Nao
"Jika ada suatu cara apa yang akan kita lakukan selain mencoba nya?" Jawab Liearra "Berdiri kalian berdua, ayo kita lihat apa yang di katakan oleh lelaki ini" sambung nya
"Cih, baiklah.. tapi ingat aku belum dapat mempercayainya.
Mereka ber empat berjalan melintasi hutan cukup jauh dengan di pimpin oleh Nigtro, di perjalanan ia menjelaskan bahwa di hutan kunang-kunang juga tinggal bangsa lain selain Serarin mereka juga mendiami tanah Seraphine saat dulu kala, namun perbedaan pemikiran membuat mereka memisahkan diri dari Serarin, mereka di sebut Melophine, mereka berbeda dengan Serarin yang memaikan musik, Melophine adalah bangsa yang menciptakan musik itu sendiri arti nya semua yang di mainkan oleh Serarin adalah hasil tangan Melophine
"Bagaimana kau bisa tau soal itu Nigtro?" Tanya Nina
"Ayah ku, aku pernah beberapa kali datang ke tempat Melophine bersama ayah ku, aku harap mereka masih menyambutku dengan baik"
"Omong kosong, Melophine sudah menghilang beberapa ratus tahun lalu, mana mungkin mereka masih ada" Noa menggerutu
"Kau akan berubah fikiran setelah melihat desa itu" ujar Nigtro dengan wajah tenang, seketika wajah Noa sedikit berubah, ia sebenar nya sudah sangat putus asa, namun ia benar benar tidak bisa bersikap wajar, dan mencoba berpenampilan kuat di hadapan 3 orang lain yang bersama nya.
Mereka berempat sudah memasuki gerbang desa, ternyata tidak terlalu baik seperti yang diharap kan oleh Nigtro keadaan di sana benar benar berbeda dari biasa nya, lalu seseorang menghampiri nya
"Tuan Nigtro sudah lama sekali" Ujar seseorang itu
"Hamou, apa yang terjadi pada desa ini" Tanya Nigtro
"Desa? penduduk desa mengetahui apa yang terjadi pada tanah seraphine dan kehilangan semangat nya" balas Hamou dengan wajah yang lemas dan sedikit kecewa
"Celaka.. bawa aku pada tuan Liezard, ada hal yang harus kita lakukan, kita tidak harus membiarkan Seraphine hancur"
Hamou pun mengangguk dan memimpin rombongan kecil Nigtro yang sedang kebingungan
"Tuan Lieazard!" Tanpa sedikit pun berfikir Nigtro langsung menyorobot masuk ke bangunan yang di tunjukan Hamou
"Nigtro, sebagai anggota keluarga LackWood, tunjukanlah sedikit rasa hormat mu pada ku" seseorang bertubuh renta berjalan dari arah sisi gelap ruang gelap di dalam bangunan itu "Aku tau apa yang ingin katakan, tapi kami hanya pembuat musik, kami tidak akan bisa melakukan apa apa jika tidak ada darah pemain musik Seraphine untuk menggunakan 'Holocaust'" sambung nya
"Kau tidak perlu berkata seperti itu!" ujar Nigtro "Aku bersama 3 orang Serarin di sini" sambung nya sebari memanggil Liearra,Nina dan Noa masuk, yang kemudian di sambut dengan wajah terkejut
"Tuan saya terkejut bertemu dengan bangsa sekutu kami Melophine, lalu apa itu Holocaust?" Tanya Liearra sopan sebari memberi hormat bersama Nina dan Noa
"Beritahu kami cara untuk menyelamatkan Seraphine jika memang ada, saya menyesal tidak mempercayai sesorang setengah Serarin ini, namun saya tidak akan memaafkan nya jika tanah kami tidak dapat di selamatkan" ujar Noa
"Aku tau soal itu anak muda Serarin, dia lah orang yang membawa para manusia ke Seraphine bukan?" Tukas Liearzard dengan tenang "aku juga tau soal Zira yang ia akan coba selamatkan, sejujur nya Zira adalah kunci nya, kunci untuk kembali mengunci Seraphine seperti beberapa ratus tahun lalu, namun untuk itu maka Holocaust harus di lantunkan, Holocaust adalah nyanyian dari musik Serarin yang di buat oleh Melophine untuk berperang dengan kata lain musik untuk membunuh"
Nina menelan ludah nya namun keyakinan nya telah membulat "Berikan musik itu pada kamu tuan tetua dari Melophine, sekutu Serarin"
-To be continue
Serarin, tidak lagi memainkan musik nya, Serarin tidak lagi bernyanyi untuk hutan Kunang-kunang, serarin kini hanya mayat hidup yang di gerogoti rasa sakit oleh tindasan para manusia
kemudian Liearra, Nina, Noa, dan seorang manusia yang bernama Nigtro berjalan memasuki kegelapan hutan kunang-kunang,walau mereka sedikit lega dapat keluar dari mimpi buruk yang terjadi begitu cepat hati mereka begitu pedih melihat apa yang di lakukan para manusia pada tanah mereka
"Sekali lagi kutanya apa perlu kita membawa mahluk ini? aku sama sekali tidak akan menyebut manusia itu tidak kejam lagi.. aku bersumpah demi para kunang kunang di hutan kunang kunang" Emosi Noa meluap luap, jelas saja beberapa menit seteleh ia mengatakan manusia itu tidak jahat tanah nya di hancur kan oleh para manusia yang ia bicarakan dan sekarang sudah beberapa hari berlalu dan ia malah bersama salah satu dari mereka
"Aku minta maaf, aku melakukan itu untuk adik ku Zira, ia di tawan oleh orang orang itu, mereka berjanji tidak akan membunuh nya jika aku menunjukan Seraphine, tapi aku tidak menyangka bahwa akan sampai seperti itu" Nigtro membalas ucapan Noa
"Cih, lalu? dan bagaimana pula kau bisa menembus hutan kunang kunang?" Sergah Noa
"Dengan ini" Nigtro menunjukan gelang berbatu hijau di tangan kiri nya "Ini adalah..." sambung nya namun kalimat nya di potong oleh Nina yang terkejut melihat gelang itu, dia sama sekali tidak memperhatikan nya
"I..itu gelang milik keluarga LackWood, bagaimana kau?
"LackWood?" Liearra bertanya bingung
"Ya, nama ku adalah Nigtro LackWood, ayah ku adalah seorang Serarin dan ibu ku adalah seorang manusia biasa, itulah kenapa aku bisa memasuki Seraphine"
"Kau jangan bercanda manusia!! siapa yang percaya bahwa kau adalah setengah Serarin? lagipula jika kau memang memiliki darah serarin kau harus nya tidak akan pernah menghianati kami" Tukas Noa memanas
"Noa" ucap Nina
"Maaf, sekali lagi aku hanya ingin menyelamatkan adik ku Zira dari kematian" Nigtro berlutut kepada 3 Serarin yang ada di depan nya
"Berdiri lah, siapa tadi nama mu? tidak usah seperti itu" Ujar Liearra namun Nigtro tidak menggerakan tubuh nya dari posisi itu, ia malah semakin menempelkan wajah nya pada tanah
"Biarkan saja dia Liearra" Noa semakin memanas
"Aku tau cara mengakhiri semua ini" ucap Nigtro
"Omong kosong"
"Apakah ada sebuah cara?" tanya Nina sebari melangkah mendekati Nigtro
"Ada, tapi hanya dengan kekuatan kalian lah Seraphine bisa selamat, karna itu maafkan aku" Nigtro memohon, tapi kali ini Nina yang tadi mendekati nya sudah ikut berlutut bersama nya
"O-oy Nina, apa yang kau lakukan?" Tanya Nao
"Jika ada suatu cara apa yang akan kita lakukan selain mencoba nya?" Jawab Liearra "Berdiri kalian berdua, ayo kita lihat apa yang di katakan oleh lelaki ini" sambung nya
"Cih, baiklah.. tapi ingat aku belum dapat mempercayainya.
Mereka ber empat berjalan melintasi hutan cukup jauh dengan di pimpin oleh Nigtro, di perjalanan ia menjelaskan bahwa di hutan kunang-kunang juga tinggal bangsa lain selain Serarin mereka juga mendiami tanah Seraphine saat dulu kala, namun perbedaan pemikiran membuat mereka memisahkan diri dari Serarin, mereka di sebut Melophine, mereka berbeda dengan Serarin yang memaikan musik, Melophine adalah bangsa yang menciptakan musik itu sendiri arti nya semua yang di mainkan oleh Serarin adalah hasil tangan Melophine
"Bagaimana kau bisa tau soal itu Nigtro?" Tanya Nina
"Ayah ku, aku pernah beberapa kali datang ke tempat Melophine bersama ayah ku, aku harap mereka masih menyambutku dengan baik"
"Omong kosong, Melophine sudah menghilang beberapa ratus tahun lalu, mana mungkin mereka masih ada" Noa menggerutu
"Kau akan berubah fikiran setelah melihat desa itu" ujar Nigtro dengan wajah tenang, seketika wajah Noa sedikit berubah, ia sebenar nya sudah sangat putus asa, namun ia benar benar tidak bisa bersikap wajar, dan mencoba berpenampilan kuat di hadapan 3 orang lain yang bersama nya.
Mereka berempat sudah memasuki gerbang desa, ternyata tidak terlalu baik seperti yang diharap kan oleh Nigtro keadaan di sana benar benar berbeda dari biasa nya, lalu seseorang menghampiri nya
"Tuan Nigtro sudah lama sekali" Ujar seseorang itu
"Hamou, apa yang terjadi pada desa ini" Tanya Nigtro
"Desa? penduduk desa mengetahui apa yang terjadi pada tanah seraphine dan kehilangan semangat nya" balas Hamou dengan wajah yang lemas dan sedikit kecewa
"Celaka.. bawa aku pada tuan Liezard, ada hal yang harus kita lakukan, kita tidak harus membiarkan Seraphine hancur"
Hamou pun mengangguk dan memimpin rombongan kecil Nigtro yang sedang kebingungan
"Tuan Lieazard!" Tanpa sedikit pun berfikir Nigtro langsung menyorobot masuk ke bangunan yang di tunjukan Hamou
"Nigtro, sebagai anggota keluarga LackWood, tunjukanlah sedikit rasa hormat mu pada ku" seseorang bertubuh renta berjalan dari arah sisi gelap ruang gelap di dalam bangunan itu "Aku tau apa yang ingin katakan, tapi kami hanya pembuat musik, kami tidak akan bisa melakukan apa apa jika tidak ada darah pemain musik Seraphine untuk menggunakan 'Holocaust'" sambung nya
"Kau tidak perlu berkata seperti itu!" ujar Nigtro "Aku bersama 3 orang Serarin di sini" sambung nya sebari memanggil Liearra,Nina dan Noa masuk, yang kemudian di sambut dengan wajah terkejut
"Tuan saya terkejut bertemu dengan bangsa sekutu kami Melophine, lalu apa itu Holocaust?" Tanya Liearra sopan sebari memberi hormat bersama Nina dan Noa
"Beritahu kami cara untuk menyelamatkan Seraphine jika memang ada, saya menyesal tidak mempercayai sesorang setengah Serarin ini, namun saya tidak akan memaafkan nya jika tanah kami tidak dapat di selamatkan" ujar Noa
"Aku tau soal itu anak muda Serarin, dia lah orang yang membawa para manusia ke Seraphine bukan?" Tukas Liearzard dengan tenang "aku juga tau soal Zira yang ia akan coba selamatkan, sejujur nya Zira adalah kunci nya, kunci untuk kembali mengunci Seraphine seperti beberapa ratus tahun lalu, namun untuk itu maka Holocaust harus di lantunkan, Holocaust adalah nyanyian dari musik Serarin yang di buat oleh Melophine untuk berperang dengan kata lain musik untuk membunuh"
Nina menelan ludah nya namun keyakinan nya telah membulat "Berikan musik itu pada kamu tuan tetua dari Melophine, sekutu Serarin"
-To be continue
Jelek
BalasHapusSaya terima comment nya kukuku :)
BalasHapusbuset, itu anonim.
BalasHapusHahahaha
Se'enggak nya semoga dia baca kukuku
BalasHapus