- Back to Home »
- Wonderland »
- Seraphine : Tanah Para Pemusik (Part 4)
Posted by : Anonim
Senin, 30 April 2012
Tidak seperti yang di bayangkan Nina, Holocaust musik yang di katakan adalah
jalan keluar untuk kembali merebut tanah Seraphine tidak lah mudah dan cepat
untuk di pelajari, sudah sekitar satu minggu ia, Liearra dan Noa mempelajari
musik itu namun belum menemukan hal yang berarti, musik yang mereka mainkan
sangat terdengar buruk, sumbang dan menyakitkan, padahal tuan Liearzard
mengatakan bahwa Holocaust adalah musik yang amat indah walau sihir nya begitu
menakutkan
"Sulit sekali... apa sesulit ini kah musik?" Keluh Nina kemudian menurunkan sebuah Biola dari pundak nya
"Nina! kemana semangat mu? kau tau ini sudah 11 hari setelah desa kita di kuasai manusia.. apa kau tidak berfikir seperti apa keadaan di sana? jika kita tidak segera menyelesaikan musik ini desa kita akan benar benar musnah Nina" Ujar Liearra
"Benar Nina, kita tidak boleh menyerah disini, ini adalah satu satu nya cara kita menyelamatkan tanah suci Seraphine" Lanjut Noa
"Tapi..." Nina kembali mengeluh namun hanya satu kata yang dapat ia ucapkan ketika Nigtro dan Tuan Lieazard datang mendatangi mereka
"Seperti nya kalian belum menemukan jawaban dari kertas kertas itu?" tanya Lieazard
"Seperti yang akan anda dengar tuan" Keluh Liearra sebari mengajak Noa dan Nina untuk memainkan Holocaust di depan Tuan Leiazard, namun benar benar, sampai akhir nada pun suara yang di hasil kan alat musik mereka sangat lah menyakitkan tidak seperti yang di katakan tuan Liezard sebelum nya
"Seperti itulah tuan" lanjut Liearra sebari mengela nafas panjang
"Kalian tau? kalian tidak harus memaikan musik denga bakat kalian" ujar Lieazard
"Maksud tuan?" Nina memasang wajah penuhn kebingungan, bagi mereka musik adalah sesuatu yang biasa nya mudah untuk mereka, musik seperti mengalir di dalam aliran darah mereka
"Bagaimana kami bisa menguasi Holocaust tuan? tolong beri kami petunjuk lagi" Sambung Noa
"Berhenti memikirkan bahwa musik adalah mainan keturunan kalian, memainkan Holocaust tidak semudah yang kalian bayangkan, kurasa kalian sudah mengerti, tapi kalian masih belum mengerti masalah kalian terletak di sebelah mana" jelas Lieazard
"Lalu di mana kesalahan mereka Tuan Lieazard?" Ujar Nigtro
"Mereka tidak akan pernah bisa menyelamatkan Serarin, sudah di katakan bahwa salah satu satu nya cara untuk mengusir perusak yang memasuki Seraphine adalah dengan menggunakan kekuatan sihir dari Holocaust tapi untuk mengerti kesalah kecil musik mereka" jelas Lieazard lagi
"Kalau begitu apakah kau akan memberitahukan dimana kesalahan kami tuan? ku mohon" Liearra memohon
"Tolong beri tahu kami tuan" Lanjut Noa
"Tentu saja aku akan memberitahukan nya, bagaimana pun Seraphine adalah tanah ku dan aku sudah siap untuk ikut berperang di sisi kalian" Lieazard tersenyum lalu memberikan 3 alat musik kepada masing masing dari Noa , Liearra, dan Nina yang di sambut dengan wajah heran dari 3 Serarin muda itu
"Bukan, ini bukan kesalahan kalian, alat musik ini adalah milik Serarin kuno yang menggunakan Holocaust untuk mengusir bangsa RuszDrazo dari tanah Seraphine" Ujar Leazard
"Ini yang akan kami gunakan? tuan? lalu kenapa kami tidak bisa memaikan Holocaust dengan baik?" Balas Noa
"Baiklah, selain musik alat ini juga mengandung kekuatan sihir yang besar. lalu untuk dapat memainkan Holocaust dengan baik kalian harus menjadi seorang Serarin" jawab Lieazard
"Kami memang seorang Serarin tuan" Balas Nina
"Serarin bukan bangsa yang bermain musik, tapi mereka adalah bangsa yang mengerti perasaan musik" Dengan wajah dingin Lieazard menjelaskan. ke 3 Serarin di hadapan nya hanya diam dan memperhatikan setiap kata yang di ucapkan Lieazard dengan sebaik baik nya "Kemudian bagaimana kalian bisa mengerti perasaan musik yaitu dengan mengerti perasaan alat musik kalian, dan untuk mengerti itu kalian harus mengerti tentang diri kalian, itulah kunci nya"
"Mengerti diri kami?" tanya Nina
"Ya, jadilah diri kalian sendiri dan temukan Holocaust kalian sendiri dengan alat musik kalian" balas Lieazard
"Kalau bergitu" Liearra berdiri dan mengambil Harpa kecil milik nya sendiri bukan yang di berikan oleh Lieazard, kemudian ia memejam mata nya selama beberapa detik lalu memaikan nada nada Holocaust, dan dengan ajaib Harpa nya mulai memainkan nada yang indah, ia berhenti dan terkejut "Ini berkerja!" Sorak Liearra kemdian Noa dan Nina mengikuti yang di lakukan Liearra dengan Biola dan Saxophone mereka, tidak ada yang mengambil alat musik yang di berikan oleh Lieazard
Nigtro dan Lieazard tersenyum kemudian Lieazard mengambil alat musik yang sebelum nya ingin ia berikan, kini lantunan Holocaust secara ajaib bernyanyi dengan sangat indah, ke 3 Serarin itu tersenyum dengan sangat puas, keceriaan jelas tersirat di wajah mereka bayangan akan merebut tanah mereka kembali akan sangat dekat. malam itu tidak seperti biasa nya sebuah pesta kecil di adakan oleh penduduk desa bangsa Melophine semua nya bersuka cita dalam remang nya cahaya api unggun.
"Tidak lama lagi kita akan kembali ke Seraphine" ujar Lieazard "Kami para Melaphine akan ikut dalam peperangan bersama Serarin pelantun Holocaust, lawan kita kali ini bukan makluk langit maupun neraka mereka adalah manusia dari seberang hutan kunang kunang, bagaimana pun hutan dan tanah Seraphine harus di jaga, aku sebagai tetua di Melophine menyetus kan bahwa Melophine akan kembali melindungi para Serarin dan tanah Seraphine!!" sebuah pidato kecil dari Lieazard yang kemudian di sambut dengan sorak sorai pengunjung pesta. pesta itu benar benar meriah semua nya menikmati keadaan dalam pesta itu bahkan Noa pun ikut adu minum minuman keras yang di buat dari sari bunga dan tumbuh tumbuhan hutan kunang-kunang, namun itu tidak terjadi pada Liearra dan Nina
"Ada apa kalian berdua, bahkah kalian tidak menghabiskan apa yang kami sajikan" Suara Nigtro memecah bisu Liearra dan Nina
"Nigtro?" tanya Nina
"Kau fikir aku siapa?" Balas Nigtro ketus "kalian sudah menjadi pelantun Holocaust senjata sihir terkuat kaum kita apa yang kalian risaukan?" sambung nya
"Ini soal waktu" Sela Liearra "Walaupun kami sudah menguasai musik yang dapat mengembalikan semua nya kembali seperti semua tapi waktu yang kami habiskan disini cukup lama apakah akan baik baik saja? di tambah lagi kita belum juga menemukan Zira adik mu" tambah nya lagi
"Benar juga, aku jadi memikirkan bagaimana keadaan Zira di tangan para penipu itu" Geram Nigtro
"Nina ada apa? minuman mu tumpah apa kau melamun?" Liearra yang melihat Nina bertingkah aneh penasaran
"Ah tidak apa-apa aku hanya tidak sabar untuk pulang, aku yakin semua nya akan kembali seperti semula"
Ucapan Nina di beri anggukan manis oleh Nigtro dan Liearra, kemudian pesta Melophine semakin meriah, malam semakin larut, hanya dalam hitungan jam maka Holocaust akan di gunakan untuk membalik keadaan tanah Seraphine
-To be continue
"Sulit sekali... apa sesulit ini kah musik?" Keluh Nina kemudian menurunkan sebuah Biola dari pundak nya
"Nina! kemana semangat mu? kau tau ini sudah 11 hari setelah desa kita di kuasai manusia.. apa kau tidak berfikir seperti apa keadaan di sana? jika kita tidak segera menyelesaikan musik ini desa kita akan benar benar musnah Nina" Ujar Liearra
"Benar Nina, kita tidak boleh menyerah disini, ini adalah satu satu nya cara kita menyelamatkan tanah suci Seraphine" Lanjut Noa
"Tapi..." Nina kembali mengeluh namun hanya satu kata yang dapat ia ucapkan ketika Nigtro dan Tuan Lieazard datang mendatangi mereka
"Seperti nya kalian belum menemukan jawaban dari kertas kertas itu?" tanya Lieazard
"Seperti yang akan anda dengar tuan" Keluh Liearra sebari mengajak Noa dan Nina untuk memainkan Holocaust di depan Tuan Leiazard, namun benar benar, sampai akhir nada pun suara yang di hasil kan alat musik mereka sangat lah menyakitkan tidak seperti yang di katakan tuan Liezard sebelum nya
"Seperti itulah tuan" lanjut Liearra sebari mengela nafas panjang
"Kalian tau? kalian tidak harus memaikan musik denga bakat kalian" ujar Lieazard
"Maksud tuan?" Nina memasang wajah penuhn kebingungan, bagi mereka musik adalah sesuatu yang biasa nya mudah untuk mereka, musik seperti mengalir di dalam aliran darah mereka
"Bagaimana kami bisa menguasi Holocaust tuan? tolong beri kami petunjuk lagi" Sambung Noa
"Berhenti memikirkan bahwa musik adalah mainan keturunan kalian, memainkan Holocaust tidak semudah yang kalian bayangkan, kurasa kalian sudah mengerti, tapi kalian masih belum mengerti masalah kalian terletak di sebelah mana" jelas Lieazard
"Lalu di mana kesalahan mereka Tuan Lieazard?" Ujar Nigtro
"Mereka tidak akan pernah bisa menyelamatkan Serarin, sudah di katakan bahwa salah satu satu nya cara untuk mengusir perusak yang memasuki Seraphine adalah dengan menggunakan kekuatan sihir dari Holocaust tapi untuk mengerti kesalah kecil musik mereka" jelas Lieazard lagi
"Kalau begitu apakah kau akan memberitahukan dimana kesalahan kami tuan? ku mohon" Liearra memohon
"Tolong beri tahu kami tuan" Lanjut Noa
"Tentu saja aku akan memberitahukan nya, bagaimana pun Seraphine adalah tanah ku dan aku sudah siap untuk ikut berperang di sisi kalian" Lieazard tersenyum lalu memberikan 3 alat musik kepada masing masing dari Noa , Liearra, dan Nina yang di sambut dengan wajah heran dari 3 Serarin muda itu
"Bukan, ini bukan kesalahan kalian, alat musik ini adalah milik Serarin kuno yang menggunakan Holocaust untuk mengusir bangsa RuszDrazo dari tanah Seraphine" Ujar Leazard
"Ini yang akan kami gunakan? tuan? lalu kenapa kami tidak bisa memaikan Holocaust dengan baik?" Balas Noa
"Baiklah, selain musik alat ini juga mengandung kekuatan sihir yang besar. lalu untuk dapat memainkan Holocaust dengan baik kalian harus menjadi seorang Serarin" jawab Lieazard
"Kami memang seorang Serarin tuan" Balas Nina
"Serarin bukan bangsa yang bermain musik, tapi mereka adalah bangsa yang mengerti perasaan musik" Dengan wajah dingin Lieazard menjelaskan. ke 3 Serarin di hadapan nya hanya diam dan memperhatikan setiap kata yang di ucapkan Lieazard dengan sebaik baik nya "Kemudian bagaimana kalian bisa mengerti perasaan musik yaitu dengan mengerti perasaan alat musik kalian, dan untuk mengerti itu kalian harus mengerti tentang diri kalian, itulah kunci nya"
"Mengerti diri kami?" tanya Nina
"Ya, jadilah diri kalian sendiri dan temukan Holocaust kalian sendiri dengan alat musik kalian" balas Lieazard
"Kalau bergitu" Liearra berdiri dan mengambil Harpa kecil milik nya sendiri bukan yang di berikan oleh Lieazard, kemudian ia memejam mata nya selama beberapa detik lalu memaikan nada nada Holocaust, dan dengan ajaib Harpa nya mulai memainkan nada yang indah, ia berhenti dan terkejut "Ini berkerja!" Sorak Liearra kemdian Noa dan Nina mengikuti yang di lakukan Liearra dengan Biola dan Saxophone mereka, tidak ada yang mengambil alat musik yang di berikan oleh Lieazard
Nigtro dan Lieazard tersenyum kemudian Lieazard mengambil alat musik yang sebelum nya ingin ia berikan, kini lantunan Holocaust secara ajaib bernyanyi dengan sangat indah, ke 3 Serarin itu tersenyum dengan sangat puas, keceriaan jelas tersirat di wajah mereka bayangan akan merebut tanah mereka kembali akan sangat dekat. malam itu tidak seperti biasa nya sebuah pesta kecil di adakan oleh penduduk desa bangsa Melophine semua nya bersuka cita dalam remang nya cahaya api unggun.
"Tidak lama lagi kita akan kembali ke Seraphine" ujar Lieazard "Kami para Melaphine akan ikut dalam peperangan bersama Serarin pelantun Holocaust, lawan kita kali ini bukan makluk langit maupun neraka mereka adalah manusia dari seberang hutan kunang kunang, bagaimana pun hutan dan tanah Seraphine harus di jaga, aku sebagai tetua di Melophine menyetus kan bahwa Melophine akan kembali melindungi para Serarin dan tanah Seraphine!!" sebuah pidato kecil dari Lieazard yang kemudian di sambut dengan sorak sorai pengunjung pesta. pesta itu benar benar meriah semua nya menikmati keadaan dalam pesta itu bahkan Noa pun ikut adu minum minuman keras yang di buat dari sari bunga dan tumbuh tumbuhan hutan kunang-kunang, namun itu tidak terjadi pada Liearra dan Nina
"Ada apa kalian berdua, bahkah kalian tidak menghabiskan apa yang kami sajikan" Suara Nigtro memecah bisu Liearra dan Nina
"Nigtro?" tanya Nina
"Kau fikir aku siapa?" Balas Nigtro ketus "kalian sudah menjadi pelantun Holocaust senjata sihir terkuat kaum kita apa yang kalian risaukan?" sambung nya
"Ini soal waktu" Sela Liearra "Walaupun kami sudah menguasai musik yang dapat mengembalikan semua nya kembali seperti semua tapi waktu yang kami habiskan disini cukup lama apakah akan baik baik saja? di tambah lagi kita belum juga menemukan Zira adik mu" tambah nya lagi
"Benar juga, aku jadi memikirkan bagaimana keadaan Zira di tangan para penipu itu" Geram Nigtro
"Nina ada apa? minuman mu tumpah apa kau melamun?" Liearra yang melihat Nina bertingkah aneh penasaran
"Ah tidak apa-apa aku hanya tidak sabar untuk pulang, aku yakin semua nya akan kembali seperti semula"
Ucapan Nina di beri anggukan manis oleh Nigtro dan Liearra, kemudian pesta Melophine semakin meriah, malam semakin larut, hanya dalam hitungan jam maka Holocaust akan di gunakan untuk membalik keadaan tanah Seraphine
-To be continue