Posted by : Anonim Selasa, 01 Mei 2012

Pesta malam itu sangat meriah di desa para Melophine, kini bulan telah bergulir di gantikan matahari pagi, Liearra, Nina, Noa dan Nigtro adalah orang-orang yang tidak menyempatkan diri nya untuk tidur, saat saat seperti ini lah yang mereka tunggu, saat untuk mengembalikan tanah air mereka Seraphine.


Tanpa berfikir lagi Lieazard memimpin para Melophine dengan segala senjata yang dapat mereka buat serta para Serarin dengan Holocaust melody nya, di setiap mata mata mereka tersirat sebuah cahaya yang luar biasa, baik Serarin maupun Melophine, bagi para Melophine ini adalah jalan untuk kembali menjadi sekutu Serarin setelah beberpa ratus tahun lalu saat Seraphine berperang dengan bangsa RuszDrazo, peperangan yang membuat mereka harus memisahka diri demi menjaga harta berharga Seraphine yang mengalir di dalam darah Adik dari Nigtro, Zira dia adalah seorang darah Sera murni yang terlahir dari pernikahan Ayah nya yang seorang dari Serarin dan seorang manusia

"Tidak usah kau risaukan Nigtro, kita semua akan merebut kembali Zira adik mu, bagaimana pun dia adalah pemilik darah Sera, darah murni Sera" Bujuk Lieazard, ia dapat melihat kerisauan pada hati Nigtro, ia dapat membaca segala macam kekhawatiran, ketakuan, kesakitan dan segala yang mengenai perasaan karna itulah kemapuan dari Melophine

"Tidak ada yang ku khawatirkan Tuan, hanya darah ku saat ini terasa sangat panas, jika mereka mengatahui sesuatu tentang Zira maka habis lah kita" Jawab Nigtro

"Jangan menipu ku, kau tau aku dapat membaca perasaan" Balas Lieazard

"Berhentilah mengintip yang itu orang tua" Wajah Nigtro sontak berubah kesal, dia bukan orang yang suka memamerkan perasaan nya dan dia akan lebih kesal jika perasaan yang ia sembunyikan di ketahui orang lain

"haha lupakan itu... AYO SEMUA NYA KITA REBUT KEMBALI ZIRA DAN SERAPHINE" Teriak Liezard kepada semua yang ada di belakang nya, yang kemudian di sauti dengan penuh perasaaan membara

Perjalanan mereka di mulai, saat ini mereka memulai dengan menembus hutan kunang kunang, jarak desa Melophine dan Tanah Seraphine tidak begitu dekat dan mudah di capai, bisa di ingat saat Nigtro dan para Serarin berjalan menembus hutan mereka membutuhkan waktu berhari hari, tapi itu tidak akan terjadi kali ini, Jika Serarin adalah pemusik yang menjaga hutan kunang kunang maka Melophine adalah para penyihir hutan, oleh karna nya mereka dapat menciptakan apapun dengan kayu tanpa harus membunuh pepohonan.
kali ini mereka membuat sebuah jalan pintas melalui pepohonan yang ajaib menjadi sebuah lorong lurus dengan cahaya kehijau an

"Bagaimana mungkin bangsa sekuat Melophine tidak berdaya jika tanpa Serarin" Ujar Nina pada Noa

"Aku berfikir hal yang sama, lihat yang mereka lakukan dengan pohon pohon itu"  Balas Noa

"Jangan ada keraguan dari hati kalian" Suara Nigtro tiba tiba mengejutkan obrolan mereka "Mereka bisa saja menhancurkan para manusia yang menipu ku sekarang juga, namun sihir mereka memiliki harga yang mahal" Jelas Nigtro

"Harga?" Noa Menyela

"Ya, mereka akan mengorbankan setiap bagian dari roh mereka setiap kali menggunakan Sihir, tidak akan ada arti nya kemenangan jika kau sendiri musnah.. bukan begitu Liearra" balas Nigtro

"Benar, aku pernah mendengar tentang Melophine dari Tuan Loa sebelum nya, mereka sangat menderita bahkan mereka tidak akan pernah mati jika roh mereka belum habis oleh sihir nya.. itu bukan sebuah perkara yang sepele, setiap bagian roh yang tercabik akan menghancurkan diri mereka sendiri" Liearra mejelaskan

"jadi itulah kenapa mereka menjadi kan Senjata yang luar biasa untuk para Serarin? karna mereka tidak bisa melakukan nya sendiri?" Wajah Nina berubah dengan penuh tanda tanya

"Terlebih sihir mereka hanya berpengaruh pada tanaman, tidak dapat digunakan untuk membunuh"

"Tunggu, apa Serarin juga dapat melakukan nya? bukan kan setiap kami bermain musik hutan kunang kunang berubah?" Noa kembali menyela

"Tidak, Serarin hanya memaikan musik mereka, yang mengendalikan hutan adalah Melophine, anggap saja yang kalian lakukan adalah memohon bantuan dari jarak jauh pada Melophine" Balas Nigtro

"Aku mengerti sekarang kenapa saat itu hutan kunang kunang seperti tidak mendengar suara musik kami" Nina memnyambungkan

"Maaf, andaikan aku tidak tertipu oleh mahluk mahluk bejat itu" Nigtro memelas, wajah nya sangat penuh dengan kekesalan dan penyesalan

"Tidak apa apa, bukan kah ini akan segera berakhir?" Hibur Liearra

"Semoga saja itu terjadi" Balas Nigtro, namun kali ini dengan wajah yang lebih baik "Bagaimana pun aku harus menjemput kembali Zira ke tangan ku" sambung nya yakin

Perjalanan mereka sudah mendekati tujuan, sebuah cahaya yang bukan kehijauan mulai muncul dari kejauhan, melihat itu semua anggota rombongan sempat berhenti sejenak untuk menarik sebuah nafas panjang. adalah keyakinan juang mereka yang membuat mereka merasa perlu berlari menuju cahaya putih itu

"Ku harap kalian bersiap, Seraphine akan ada di depan sana, ini saat nya untuk kita mengembalikan harga diri kita sebagai pelindung Seraphine! SEMUA NYA IKUTI AKU DAN MATILAH UNTUK SERAPHINE" Teriakan Lieazard membara kan semua rombongan tarmasuk para Serarin yang ada di antara mereka

"KAMI TIDAK BERENCANA MATI PA TUA!!" Noa berteriak

"Kami.. tidak.. KITA SEMUA AKAN HIDUP DAN KEMBALI MENJAGA SERAPHINE DENGAN MUSIK" sambung Liearra

"Kau dengan itu Tuan Lieazard, ayo kita maju dan menang" ujar Nigtro yakin

"Haha kalian, baiklah.. SEMUA NYA SIAPKAN MUSIK DAN SIHIR KALIAN!! KITA AKAN MENANG" Lieazard kembali berteriak

"YAAAAAAAA" Sontak dengan segala semangat semua orang menjawab


Mereka berlari dengan bara juang di setiap mata mereka, mengejar cahaya terang yang semakin dekat dengan mereka, semakin terang dan jelas, namun sebuah kejutan di depan

"APA YANG TERJADI DISINI?" Liearra menjerit, dia adalah yang pertama mancapai cahaya itu

"Ada apa Liearra" tanya Noa yang masih terengah-engah

"Kau akan tau sendiri liat lah" Liearra menunjuk ke arah tempat yang sebelum nya bernama Seraphine itu.
"A...Ada apa ini?" Noa terkejut 

Beberapa detik kemudian semua rombongan sudah keluar dari terowongan kayu yang di buat oleh Melophine dan pemandangan yang mereka lihat telah mengisaratkan pada mereka bahwa rencana mereka sudah terlambat dan sia sia. Seraphine sudah tidak akan bisa di sebut tanah suci, tampat itu sangat kacau dan kotor banyak mayat Serarin dan Manusia yang tergeletak dan membusuk disana

Lieazard yang tiba dan melihat itu sangat sedih dan menyesal karna ia befikir ini akan mudah "Zira" hanya nama itu yang ia ucapkan

"Lieazard.. Tuan Lieazard tolong jelaskan apa arti nya ini? kenapa kau sebut nama adik ku" Nigtro geram dan kesal, namun rasa sesal nya adalah yang terbesar di dekatnya Nina dan Liearra sedang menangis dan Noa jelas sangat terpukul

"Zira telah bangkit, Holocaust adalah musik untuk mengontrol amukan si pemilik darah Murni dan membuat nya menjadi senjata bantuan untuk kita, darah Sera yang dimiliki Zira adalah darah dewa, namun Holocaust sudah terlalu terlambat" Wajah Lieazard terlihat sangat menyesal, hati nya kembali membeku karna sebuah langkah yang harus nya tidak terulang lagi

Semua sudah terlambat,Seraphine sudah hancur, semua semanngat Melophine dan Serarin sudah terkobar sia sia. mereka yang kuat mencoba membersihkan tanah suci Seraphine dan mengurus semua mayat disitu, mayat manusia di bakar dan mayat Serarin di kuburkan

Apa yang sudah di perbuat manusia pada Seraphine sangat tidak daapat di toleran, tempat itu sudah seperti kota gagal, tidak adalagi yang tersisa dari Seraphine

Setelah semua nya terurus dengan sangat berat mereka harus kembali ke desa Melophine, tidak adalagi Seraphine atau Serarin, sekarang hanya ada Melophine yang akan mejaga Hutan kunang kunang

Sampai terakhir kali pun tidak ada dari mereka yang melihat dimana Zira, kemudian dengan sisa batas kekuatan mereka para Melophine menumbuhkan hutan di tanah gugur itu.

-End

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Rodeon-File Translator

Popular Post

Labels

Followers

Blog Archive

- Copyright © 2013 Rodeon's-Files -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -