- Back to Home »
- DarkSide , Dreamline »
- Alter World : Peperangan di Dunia Terbalik (Part 4)
Posted by : Anonim
Kamis, 17 Mei 2012
"Gilbert O'Dyan coba kau jelaskan soal logika gerbang metafisika sekali lagi" Suara nyonya Reven menhancurkan semua lukisan lukisan khayal di otak ku, aku berdiri menjawab perintah nya kemudian membuka buku panduan ku yang kemudian aku bacakan pada teman sekelas ku
"Jadi seperti itulah, sama dengan yang tertulis di buku" Ujar ku setelah berbuih membacakan isi buku yang sekarang tergeletak di atas meja ku.
Seperti biasa, kehidupan sekolah ku tidak pernah mengesan kan, kali ini aku malah sibuk memikirkan tentang mimpi yang kualami, apakah itu asli atau benar benar mimpi, kalau saja itu mimpi aku pasti tidak akan memiliki luka bakar seperti ini, namun ini terlalu aneh untuk menjadi sebuah kenyataan, mungkin jika aku mengalami nya sekali lagi aku pasti tidak akan meragukan nya lagi. sekarang hanya soal waktu dan kenyataan
"Gil... oy gilbert... gilllllll" Suara seorang gadis memanggilku dari arah belakang
"Hah apa? apa? ada apa? siapa?.. ah kau Alice ada apa?" Jawab ku setengah terkejut
"Alice? aku ini Niera kau ingat? lihat ini N-I-E-R-A A-S-T-R-E-A" Ketus nya
"Ah iya, maafkan aku, tadi aku sedang melamun" balas ku
"Haha, tidak masalah, hmm apa yang kau lamunkan? dan siapa gadis bernama Alice itu? seperti nya ia berwajah sama dengan ku? Ceritakan Gil" Timpal Niera antusias
"Ah, itu dia adalah seseorang dari mimpi yang ku alami akhir akhir ini, mimpi yang ku ceritakan pada mu, dia gadis yang muncul di rumah ku kemarin" Jelas ku
"hm gadis yang sekarat dan wajah nya mirip dengan ku itu? benar kah?" Wajah Niera berbinar binar
"Iya... em begitulah, oh Niera bagaimana kalau kita bicarakan ini di perjalanan pulang? aku mau ke suatu tempat apa kau mau menemani ku?" Balas ku melihat keadaan kelas yang sudah kosong dan jam di tangan ku sudah menunjukan waktu tanda berakhir nya waktu efektif di sekolah. aku hanya mengikuti sebuah Club sastra dan hari ini sedang tidak ada acara, karna itu aku memilih untuk segera pulang demi memastikan sesuatu
"Baiklah, aku hari ini sedang malas mengikuti Club memanah, jadi seperti nya pulang dengan medengarkan cerita mu mungkin akan lebih menarik" Jawab nya
Kami pun segera bersiap untuk pulang, merapihkan barang barang kami dan seperti biasa nya ku lihat Niera meninggalkan buku untuk pelajaran besok dan kemarin di dalam laci meja nya dan kemudian mengambil buku pelajaran hari ini kedalam tas nya.
"Seperti biasa nya" Tegur ku
"Haha akan merepot kan jika membawa buku terus terusan kesekolah, lagi pula dengan begini aku tidak bisa bermalas malasan untuk mengerjakan tugas" Jawan nya dengan wajah yang aneh
"Kau kan jadi lebih banyak membawa buku tiap hari nya Niera"
"Tidak masalah, itu hanya ku lakukan setiap pagikan? saat tenaga ku sangat banyak hahaha"
"Ya sudahlah ayo kita pulang" Ajak ku, dan kami pun berjalan menyusuri koridor seolah untuk keluar dan pergi dari tempat itu.
Kami sudah berada di jalanan kota saat itu cukup ramai karna sedang di adakan karnaval, aku menceritakan soal hal hal aneh yang aku alami dalam mimpi ku secara keseluruhan termasuk kenyataan bahwa darah gadis itu tertinggal di rumah yang membuat ku yakin bahwa aku tidaklah sedang bermimpi atau sedang terjebak dalam salah satu cerita cerita khayalan ku
"Waaah aku benar benar tertarik.. apa kau akan membuat itu menjadi tulisan di blog mu Gil?" Tanya Niera
"Seperti nya, tapi aku tidak yakin, sebelum itu aku ingin memastikan sesuatu" Jawab ku "Aku tertarik akan sesuatu, mungkin saja kau dan aku akan di kejutkan oleh sesuatu, sekalian saja ini untuk membuat mu semakin menjadi fans cerita cerita ku haha" sambung ku dan saat itu juga wajah Niera menjadi lucu yang membuat ku benar benar ingin melahap nya
"Kita mau kemana sekarang Gil?" Tanya nya lagi
"Aku ingin memastikan sesuatu" Jawab ku singkat
"Apa hal yang kau ingin kau pastikan itu ada di tanah Rathalost?" Niera menatap ku seperti membisikan sesuatu pada ku. Rathalost adalah nama tanah pemakan di kota Achibal, tampat itu cukup terkenal
"Bagaimana kau tau?"
"Kita sedang berada di jalan menuju tanah pemakaman itu bodoh"
"Ya, seperti nya, aku penasaran.. kau ingat Alice bilang Aku dan Alter-Gilbert sudah pernah mati."
"Aku tidak yakin" Balas nya, wajah nya mulai dingin
"Haha bagaimana pun aku ingin membuktikan nya" ku tepuk pundak Niera dan itu seperti memiliki kekuatan sihir, wajah Niera kembali terlihat cantik seperti biasa
Lama kami mengobrol, kami sudah berada di pintu masuk tanah Rathalost. setelah meminta izin pada penjaga gerbang aku dan Niera masuk kedalam, Niera membeli seikat bunga di gerbang yang saat ku tanya untuk apa dia menjawab "Mungkin aku akan memerlukan nya"
Kami menyusuri nisan demi nisan, ini sedikit aneh karna aku mencari sebuah nisan dengan nama ku sendiri
Kami terus berjalan mencari nisan itu, aku benar benar ingin memastikan hal yang dikatakan oleh Alice, kalau aku sudah mati pasti ada sebuah nisan dengan nama ku diatas nya
"Seperti aku tidak akan pernah menemukan nisan yang ku cari Niera" Gumam ku sedikit kecewa, namun aku tidak menemukan Niera di sekitar ku
"Niera... oy Niera... dimana kau?" teriak ku
Aku pun menyusuri deretan nisan itu sekali lagi mencari dimana Niera, dan setelah cukup lama aku berjalan aku sampai di ujung tanah Rathalost sekaligus kutemukan Niera
Ia sedang berlutut di sebuah makam,berdoa, dan menaruh bunga yang ia beli di luar pemakaman, itu menjelaskan pada ku tentang apa yang ia maksud kan dengan bunga itu
Aku berjalan mendekati nya
"Niera ayo kita pu...." kaliamat yang ingin ku ucapkan tidak dapat berlanjut lagi, aku sangat terkejut dengan apa yang telah ku lihat di depan mata ku, sekali lagi logika dan imajinasiku bagaikan berbenturan dan menciptakan badai yang luar biasa besar nya
"Gilbert..." Rintih Niera
"Niera" aku menatap nya dalam "Apa kau? apa maksud nya ini?" sambung ku
"Hanya aku yang tau, tidak ada seorang pun yang tau kecuali aku" Jelas nya "Bukan hanya kau, aku juga terlibat di dunia Alter, kau akan menemukan sendiri nanti nya" ucap nya lagi
"Jadi kau Alice dan Alice adalah kau?"
"Tentu, Alice sudah tewas bersama dengan Gilbert, karna kau sudah mengetahui nya kumohon bantulah dunia Alter dan jadilah si pembawa cahaya dan selamatkan kedua dunia"
Aku tidak dapat lagi berkata apa-apa, yang ku saksikan adalah sebuah nisan dengan nama Niera Astrea
"Aku tidak akan ragu lagi"
-To be continue
"Jadi seperti itulah, sama dengan yang tertulis di buku" Ujar ku setelah berbuih membacakan isi buku yang sekarang tergeletak di atas meja ku.
Seperti biasa, kehidupan sekolah ku tidak pernah mengesan kan, kali ini aku malah sibuk memikirkan tentang mimpi yang kualami, apakah itu asli atau benar benar mimpi, kalau saja itu mimpi aku pasti tidak akan memiliki luka bakar seperti ini, namun ini terlalu aneh untuk menjadi sebuah kenyataan, mungkin jika aku mengalami nya sekali lagi aku pasti tidak akan meragukan nya lagi. sekarang hanya soal waktu dan kenyataan
"Gil... oy gilbert... gilllllll" Suara seorang gadis memanggilku dari arah belakang
"Hah apa? apa? ada apa? siapa?.. ah kau Alice ada apa?" Jawab ku setengah terkejut
"Alice? aku ini Niera kau ingat? lihat ini N-I-E-R-A A-S-T-R-E-A" Ketus nya
"Ah iya, maafkan aku, tadi aku sedang melamun" balas ku
"Haha, tidak masalah, hmm apa yang kau lamunkan? dan siapa gadis bernama Alice itu? seperti nya ia berwajah sama dengan ku? Ceritakan Gil" Timpal Niera antusias
"Ah, itu dia adalah seseorang dari mimpi yang ku alami akhir akhir ini, mimpi yang ku ceritakan pada mu, dia gadis yang muncul di rumah ku kemarin" Jelas ku
"hm gadis yang sekarat dan wajah nya mirip dengan ku itu? benar kah?" Wajah Niera berbinar binar
"Iya... em begitulah, oh Niera bagaimana kalau kita bicarakan ini di perjalanan pulang? aku mau ke suatu tempat apa kau mau menemani ku?" Balas ku melihat keadaan kelas yang sudah kosong dan jam di tangan ku sudah menunjukan waktu tanda berakhir nya waktu efektif di sekolah. aku hanya mengikuti sebuah Club sastra dan hari ini sedang tidak ada acara, karna itu aku memilih untuk segera pulang demi memastikan sesuatu
"Baiklah, aku hari ini sedang malas mengikuti Club memanah, jadi seperti nya pulang dengan medengarkan cerita mu mungkin akan lebih menarik" Jawab nya
Kami pun segera bersiap untuk pulang, merapihkan barang barang kami dan seperti biasa nya ku lihat Niera meninggalkan buku untuk pelajaran besok dan kemarin di dalam laci meja nya dan kemudian mengambil buku pelajaran hari ini kedalam tas nya.
"Seperti biasa nya" Tegur ku
"Haha akan merepot kan jika membawa buku terus terusan kesekolah, lagi pula dengan begini aku tidak bisa bermalas malasan untuk mengerjakan tugas" Jawan nya dengan wajah yang aneh
"Kau kan jadi lebih banyak membawa buku tiap hari nya Niera"
"Tidak masalah, itu hanya ku lakukan setiap pagikan? saat tenaga ku sangat banyak hahaha"
"Ya sudahlah ayo kita pulang" Ajak ku, dan kami pun berjalan menyusuri koridor seolah untuk keluar dan pergi dari tempat itu.
Kami sudah berada di jalanan kota saat itu cukup ramai karna sedang di adakan karnaval, aku menceritakan soal hal hal aneh yang aku alami dalam mimpi ku secara keseluruhan termasuk kenyataan bahwa darah gadis itu tertinggal di rumah yang membuat ku yakin bahwa aku tidaklah sedang bermimpi atau sedang terjebak dalam salah satu cerita cerita khayalan ku
"Waaah aku benar benar tertarik.. apa kau akan membuat itu menjadi tulisan di blog mu Gil?" Tanya Niera
"Seperti nya, tapi aku tidak yakin, sebelum itu aku ingin memastikan sesuatu" Jawab ku "Aku tertarik akan sesuatu, mungkin saja kau dan aku akan di kejutkan oleh sesuatu, sekalian saja ini untuk membuat mu semakin menjadi fans cerita cerita ku haha" sambung ku dan saat itu juga wajah Niera menjadi lucu yang membuat ku benar benar ingin melahap nya
"Kita mau kemana sekarang Gil?" Tanya nya lagi
"Aku ingin memastikan sesuatu" Jawab ku singkat
"Apa hal yang kau ingin kau pastikan itu ada di tanah Rathalost?" Niera menatap ku seperti membisikan sesuatu pada ku. Rathalost adalah nama tanah pemakan di kota Achibal, tampat itu cukup terkenal
"Bagaimana kau tau?"
"Kita sedang berada di jalan menuju tanah pemakaman itu bodoh"
"Ya, seperti nya, aku penasaran.. kau ingat Alice bilang Aku dan Alter-Gilbert sudah pernah mati."
"Aku tidak yakin" Balas nya, wajah nya mulai dingin
"Haha bagaimana pun aku ingin membuktikan nya" ku tepuk pundak Niera dan itu seperti memiliki kekuatan sihir, wajah Niera kembali terlihat cantik seperti biasa
Lama kami mengobrol, kami sudah berada di pintu masuk tanah Rathalost. setelah meminta izin pada penjaga gerbang aku dan Niera masuk kedalam, Niera membeli seikat bunga di gerbang yang saat ku tanya untuk apa dia menjawab "Mungkin aku akan memerlukan nya"
Kami menyusuri nisan demi nisan, ini sedikit aneh karna aku mencari sebuah nisan dengan nama ku sendiri
Kami terus berjalan mencari nisan itu, aku benar benar ingin memastikan hal yang dikatakan oleh Alice, kalau aku sudah mati pasti ada sebuah nisan dengan nama ku diatas nya
"Seperti aku tidak akan pernah menemukan nisan yang ku cari Niera" Gumam ku sedikit kecewa, namun aku tidak menemukan Niera di sekitar ku
"Niera... oy Niera... dimana kau?" teriak ku
Aku pun menyusuri deretan nisan itu sekali lagi mencari dimana Niera, dan setelah cukup lama aku berjalan aku sampai di ujung tanah Rathalost sekaligus kutemukan Niera
Ia sedang berlutut di sebuah makam,berdoa, dan menaruh bunga yang ia beli di luar pemakaman, itu menjelaskan pada ku tentang apa yang ia maksud kan dengan bunga itu
Aku berjalan mendekati nya
"Niera ayo kita pu...." kaliamat yang ingin ku ucapkan tidak dapat berlanjut lagi, aku sangat terkejut dengan apa yang telah ku lihat di depan mata ku, sekali lagi logika dan imajinasiku bagaikan berbenturan dan menciptakan badai yang luar biasa besar nya
"Gilbert..." Rintih Niera
"Niera" aku menatap nya dalam "Apa kau? apa maksud nya ini?" sambung ku
"Hanya aku yang tau, tidak ada seorang pun yang tau kecuali aku" Jelas nya "Bukan hanya kau, aku juga terlibat di dunia Alter, kau akan menemukan sendiri nanti nya" ucap nya lagi
"Jadi kau Alice dan Alice adalah kau?"
"Tentu, Alice sudah tewas bersama dengan Gilbert, karna kau sudah mengetahui nya kumohon bantulah dunia Alter dan jadilah si pembawa cahaya dan selamatkan kedua dunia"
Aku tidak dapat lagi berkata apa-apa, yang ku saksikan adalah sebuah nisan dengan nama Niera Astrea
"Aku tidak akan ragu lagi"
-To be continue