Archive for Juli 2012
Menara Harapan : Sebuah Puisi
Menara Harapan
Menara menara tinggi menjulang menusuk langit
Entah apa yang akan yang memaku di mata
Langit biru bersama air mata yang meleleh dari selaput iris
Menyesakan nafas yang tersenggal jengkal
Kita kan daki menara tak berujung itu
Bersama dengan kasih yang merangkul setiap rusuk di lengan
Membawa senyuman yang hanya yang milik
Senyuma hambar yang menenangkan
Kita hanya menatap yang di atas tak menuntut yang di bawah
Terlalu egois dengan tujuan sampai bunga bunga itu mulai layu
Bunga mimpi kita tlah merangkak rapuh
Bunga yang mengikat kita
Saat dengan tanggalan pertama bunga itu kau mulai merenggang
Dengan tanggalan kedua kau menghilang
Juga dengan tanggalan ketiga nama mu pudar dari alam pribadi ku
Saat tanggalan terakhir jasad ku tlah tak memiliki jiwa
Jasad itu beku berwarna biru kaku
Kau menghilang dan luapakan mimpi rajutan kita
Menara tinggi itu runtuh bersamaan dengan tubuh ku yang membusuk
Menara harapan kita
Menara menara tinggi menjulang menusuk langit
Entah apa yang akan yang memaku di mata
Langit biru bersama air mata yang meleleh dari selaput iris
Menyesakan nafas yang tersenggal jengkal
Kita kan daki menara tak berujung itu
Bersama dengan kasih yang merangkul setiap rusuk di lengan
Membawa senyuman yang hanya yang milik
Senyuma hambar yang menenangkan
Kita hanya menatap yang di atas tak menuntut yang di bawah
Terlalu egois dengan tujuan sampai bunga bunga itu mulai layu
Bunga mimpi kita tlah merangkak rapuh
Bunga yang mengikat kita
Saat dengan tanggalan pertama bunga itu kau mulai merenggang
Dengan tanggalan kedua kau menghilang
Juga dengan tanggalan ketiga nama mu pudar dari alam pribadi ku
Saat tanggalan terakhir jasad ku tlah tak memiliki jiwa
Jasad itu beku berwarna biru kaku
Kau menghilang dan luapakan mimpi rajutan kita
Menara tinggi itu runtuh bersamaan dengan tubuh ku yang membusuk
Menara harapan kita
Langit Awan Gugur : Sebuah Puisi
Langit Awan Gugur
Kedua nya.. kedua nya terbakar dalam hati ku
Seperti hari yang kita habiskan bersama.
Kepingan kepingan nya berhamburan memeluk cakrawala
Sedikit mulai menutup semua ingatan kecil ku
Bunga yang gugur, mereka terluka, jiwa jiwa nya menangis
Berteriak!
Berteriak lebih keras!
"Tolong lupakan aku, aku harus pergi"
Air mata nya terus mengalir
Air mata nya enggan berhenti
Ia tidak ingin melupakan
Ia tidak ingin di tinggalkan
Ia tidak ingin sendiri
Ia ingin memeluk hanya untuk sekali
Biarkan bunga bunga itu gugur
Biarkan mereka layu
Biarkan mereka mati
Dengan begitu kau tak perlu menghilang
Walau dunia menolak mu
Biar dunia membenci ku
Langit senja akan terus jingga